Kupang, Nusa Tenggara Timur (ANTARA GORONTALO) - Pada puncak peringatan Hari
Keluarga Nasional ke-23 di Kupang, Presiden Joko Widodo meminta
keluarga-keluarga Indonesia membantu menghentikan kekerasan kepada anak.
"Keluarga
sebagai pihak terdepan bagi anak harus memastikan bahwa fungsi
perlindungan benar-benar terwujud, kekerasan terhadap anak harus distop
dan tidak bisa kita biarkan lagi," kata Presiden Jokowi di hadapan 1.200
orang yang hadir pada acara ini, Sabtu.
Presiden meminta
momentum Hari Keluarga Nasional sebagai upaya menguatkan fungsi
keluarga, meliputi fungsi keagamaan, fungsi sosial, dan fungsi dalam
nilai-nilai keutamaan meliputi fungsi pendidikan, fungsi reproduksi,
fungsi pembinaan lingkungan, dan fungsi perlindungan.
"Jika
keluarga bisa memupuk pola pikir dan perilaku yang produktif maka kita
akan bisa melahirkan generasi emas Indonesia, generasi pemenang,
generasi yang cerdas, generasi yang kreatif, generasi yang inovatif,
generasi produktif, dan generasi visioner," kata Jokowi.
Oleh
karena itu, Presiden mengapresiasi inisiatif BKKBN yang mengedepankan
empat konsep besar dalam Hari Keluarga Nasional tahun ini, yakni
keluarga berkumpul, keluarga berinteraksi, keluarga berdaya, dan
keluarga berbagi.
Namun Presiden menegaskan, keempat konsep
hendaknya jangan hanya menjadi jargon tetapi bisa diterjemahkan menjadi
kerja nyata BKKBN.
Di tengah pidatonya jokowi menyempatkan diri
berinteraksi dengan beberapa ibu yang menjadi pelaku program
kependudukan dan KB serta seorang anak sekolah, sala satunya Fatmawati
Laga yang menjadi Pengurus Kader Posyandu Flamboyan III.
Fatmawati
diminta menyanyikan Mars KB yang akrab didengar Presiden Jokowi sejak
kecil. Setelah itu, Presiden menghadiahi Fatmawati sebuah sepeda.
"Tingkatkan
terus pengabdian, semangat, serta prestasi dalam menyukseskan program
kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga," kata
Presiden dalam acara yang juga dihadiri Wakil Ketua Dewan Perwakilan
Daerah Farouk Muhammad, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Kepala
BKKBN Surya Chandra Surapaty dan Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu
Raya.
Kekerasan terhadap anak harus distop, kata Presiden
Sabtu, 30 Juli 2016 17:42 WIB