Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Ahli Biodiversitas dari Burung Indonesia Program Gorontalo, Panji Ahmad Fauzan mengatakan penelitian tentang salah satu spesies monyet yakni "macaca hecki" masih minim, bila dibandingkan dengan jenis macaca lain di Pulau Sulawesi.
"Penelitian mengenai spesies ini penting, mengingat Macaca hecki adalah primata endemis Sulawesi yang berstatus rentan (vulnerable) punah," kata Panji Ahmad di Gorontalo, Minggu.
Macaca hecki merupakan satu dari tujuh jenis macaca yang hidup Pulau Sulawesi. Sebaran spesies ini berada di dua pertiga wilayah Provinsi Gorontalo, hingga wilayah Sulawesi tengah.
Selama menjelahi Hutan Popayato-Paguat di Kabupaten Pohuwato, Panji mengamati hewan tersebut banyak menggunakan lantai hutan untuk beraktivitas, terutama bersosialisasi dengan anggota grup.
"Ini dari hasil kamera trap yang dipasang, untuk memantau aktivitas mereka," imbuhnya.
Bahkan, kata dia, ia pernah menemukan yakis yang berkelompok dalam jumlah lebih besar yakni 20-30 ekor di salah satu kawasan hutan di Gorontalo.
Ancaman utama bagi yakis adalah perburuan aktif untuk konsumsi sebagai kecil masyarakat lokal, serta perburuan pasif dengan pemasangan jerat dan kawat berlistrik oleh petani untuk melindungi tanaman pertanian.
"Monyet yakis relatif lebih toleran dalam hal penguasaan sumber daya, dibandingkan jenis monyet ekor panjang, relung hidupnya lebih sering dihabiskan di lantai hutan," jelasnua.
Konflik manusia dengan monyet ini tidak dapat dihindari, karena serbuan yakis sangat sulit untuk dibendung. Monyet ini menyukai tekstur lembut dan kalori yang terkandung pada tanaman pertanian terutama jagung, yang lebih tinggi dibandingkan pakan alaminya.
Selain itu jenis tanaman ini terkonsentrasi pada lokasi tertentu, sehingga mudah untuk monyet yakis menjangkaunya.
Untuk menstabilkan populasi primata yang ada di Hutan Popayato Paguat, Burung Indonesia memandang upaya perlindungan pada habitat alami macaca menjadi sangat penting dilakukan.
Kerjasama multipihak diperlukan untuk memastikan habitatnya tidak berkurang. Penyelesaian konflik sumberdaya alam juga harus dapat diselesaikan sedini mungkin di tingkat lokal," katanya.
Pakar: Penelitian Macaca Hecki Dinilai Masih Minim
Minggu, 4 Desember 2016 22:56 WIB