Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui
Direktorat Pendidikan Diniah dan Pondok Pesantren pada 2017 menyediakan
alokasi anggaran sebesar Rp36 miliar untuk membiayai program beasiswa
dalam upaya meningkatkan kualitas para santri.
"Anggaran ini untuk membiayai beasiswa 1.138 santri yang masih
berlangsung serta 250 santri baru yang akan diterima pada tahun ini,"
kata Kasubdit Pendidikan Pesantren Direktorat Pendidikan Diniah dan
Pondok Pesantren Kemenag Ainur Rofiq kepada pers di Jakarta, Jumat.
Menurut Rofiq, santri yang dapat mengikuti program beasiswa
tersebut harus berasal dari pondok pesantren yang telah terdaftar resmi
pada Kemenag serta memiliki nomor statistik pondok pesantren (NSPP).
Santri juga harus tinggal di pesantren (mukim), minimal selama 2 tahun.
Syarat lainnya, santri harus bersekolah pada tingkat akhir dan
lulus pada tahun 2017 di madrasah aliah yang berada di bawah naungan
pondok pesantren, atau santri lulusan pesantren muadalah/pesantren
salafiyah dengan ijazah Paket C yang diselenggarakan oleh pondok
pesantren.
Khusus untuk para santri yang memilih Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur terkena ketentuan, yakni
mereka harus hafal (hafiz) Quran minimal 10 juz.
"Santri lulusan SMA/SMK belum bisa mengikuti program beasiswa ini
karena programnya bersifat afirmasi bagi santri yang selama ini kurang
tersentuh atau kurang memperoleh kesempatan untuk mendapatkan akses ke
pendidikan tinggi yang bermutu," kata Rofiq.
Kasubdit Pendidikan Pesantren juga menjelaskan bahwa santri yang
lulus seleksi akan diberikan beasiswa berupa biaya kuliah sampai selesai
serta "living cost" (biaya hidup) selama mereka menjadi mahasiswa.
Bahkan, khusus untuk program studi yang memerlukan tambahan
pendidikan khusus, seperti kedokteran, Kemenag juga akan menyediakan
anggarannya sampai mereka benar-benar lulus sebagai dokter.
Menurut Rofiq, saat ini terdapat tiga belas perguruan tinggi yang
menjadi mitra Kementerian Agama dalam program beasiswa ini. Ketiga
belas perguruan tinggi tersebut adalah IPB Bogor, UGM Yogjakarta, UPI
Bandung, ITS Surabaya, dan Unair Surabaya.
Selanjutnya, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Gunung
Djati Bandung, UIN Walisongo Semarang, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN
Sunan Kalijaga Yogjakarta, dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Khusus untuk para santri di wilayah Indonesia Timur, kini Kemenag
bermitra dengan UIN Sultan Alauddin Makassar serta Universitas
Cendrawasih Jayapura.
Terkait dengan pilihan program studinya, selain program studi
umum, seperti kedokteran dan keperawatan, juga masih ada program studi
agama seperti ilmu falak, tasawuf, dan bahasa.
Rofiq menambahkan bahwa pendaftaran secara "online" dapat
dilakukan dari seluruh lokasi di mana santri berada, sedangkan seleksi
dilakukan secara "online" melalui tes berbasis computer
(CBT/computerized based test).
Pendaftaran akan dimulai akhir Maret 2017 dan setiap santri bisa
mengakses informasi ini melalui website dengan alamat
http://pbsb.ditpdpontren.kemenag.go.id/.
Kemenag siapkan beasiswa santri Rp36 miliar
Jumat, 17 Februari 2017 17:55 WIB