Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Pengurus Wilayah Jamiyyatul Qurra wal Huffazh
(JQH) NU DKI Jakarta mengimbau peserta pilkada agar jangan menyeret
agama ke dalam politik praktis karena maraknya isu SARA dalam pemilihan
kepala daerah yang telah membuat resah masyarakat.
Hal itu terungkap pada halaqah yang digelar Pengurus Wilayah
Jamiyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) NU DKI Jakarta untuk menetralkan
isu-isu SARA yang dimainkan di tengah masyarakat, di Jakarta, Minggu.
Ketua PW JQH, Ustadz Achmad Zarkasyi, menyatakan bahwa acara
halaqah ini digelar dalam rangka memberikan pemahaman kepada para
ustadz, kiai dan tokoh agama agar ikut memberikan pemahaman yang benar
tentang agama.
"Agama tidak bisa diseret sedemikian jauh dalam gelanggang
politik praktis, apalagi menyebabkan keresahan di tengah umat," kata
Achmad Zarkasyi, dalam acara Halaqah Pengurus Wilayah Jamiyyatul Qurra
wal Huffazh (JQH) NU DKI Jakarta dengan tema: Menyikapi Isu SARA dalam
Pilkada DKI Jakarta.
Acara halaqah tersebut diisi oleh dua nara sumber, yaitu KH Taufik
Damas (RelaNU) dan KH Zuhri Yaqub, Wakil Rois Syuriah PWNU DKI Jakarta.
Selain dua nara sumber tersebut, halaqah ini juga dihadiri oleh KH
Ahmad Zahari, Wakil Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta yang memberikan kata
sambutan.
Ustadz Zarkasyi mencontohkan spanduk-spanduk yang dipasang di
berbagai wilayah dengan ancaman tidak akan mengurus jenazah muslim yang
memilih pasangan nomor 2 dalam Pilkada Jakarta.
"Ancaman semacam itu sudah tidak masuk akal. Hal itu menunjukkan kepanikan orang yang menyebarkannya," katanya.
Dalam hukum Islam (fiqh), mengurus jenazah berhukum fardhu
kifayah. Semua orang akan berdosa jika tidak ada yang mau mengurus
jenazah di sebuah lingkungan. Mengurus jenazah itu kewajiban orang yang
hidup. Jahat sekali jika urusan jenazah dijadikan alat berpolitik demi
merebut kekuasaan. Ancaman tidak mengurus jenazah hanya karena pilihan
calon gubernur dalam Pilkada merupakan sikap yang bertentangan dengan
ajaran agama Islam, jelasnya.
"Para ustadz dan tokoh agama jangan mau dibohongi oleh oknum
politisi yang sengaja mengeruhkan suasana dalam Pilkada Jakarta," ujar
Ustadz Zarkasyi.
Halaqah yang digelar di Jalan Tendean, Jakarta Selatan, dihadiri
oleh puluhan ustadz dan tokoh agama yang merasakan adanya cara-cara
tidak sehat (mempermainkan agama) dalam memenangkan calon tertentu di
Pilkada DKI Jakarta.
Menurut mereka, gerakan massif dan sistematis tersebut sudah
cukup mengganggu ketenangan masyarakat. Mereka juga menuntut pihak-pihak
terkait untuk segera menindak tegas para pelaku penyebaran ancaman
tersebut. Jika dibiarkan, kehidupan masyarakat akan terganggu dan akan
merusak nilai-nilai persaudaraan umat.
"Politik seharusnya tetap menjaga etika dan kerukunan umat.
Jangan menghalalkan segala cara hingga agama pun seperti dibajak
sedemikian rupa hanya untuk menjegal pasangan calon tertentu dan
memenangkan pasangan calon yang lain," kata Zarkasyi.
"Ingat ya, agama itu terlalu suci untuk dibajak demi kepentingan
politik sesaat. Saya mengajak agar kita menghentikan cara-cara kotor
seperti itu. Jika diteruskan, saya khawatir Pemilik agama, Allah SWT,
akan murka pada kita semua," tambah Ustadz Zarkasyi.
Oleh karena itu, dirinya mengajak para tokoh agama untuk kembali
menyebarkan ajaran agama yang mendamaikan dan menenangkan umat.
"Islam itu agama rahmat. Para ustadz dan tokoh agama harus
mengajarkan nilai-nilai moral dan kebaikan kepada masyarakat. Kita semua
bertanggung-jawab di dunia dan akhirat. Jangan sampai agama dijadikan
alat untuk menyebar kebencian dan permusuhan. Permusuhan dan kebencian
jelas tidak sejalan dengan ajaran Islam yang sangat luhur ini," tutur
Ustadz Zarkasyi.
NU Jakarta: jangan seret agama ke politik praktis
Minggu, 12 Maret 2017 23:35 WIB