Chicago (ANTARA GORONTALO) - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York
Mercantile Exchange berakhir lebih rendah untuk hari ketiga
berturut-turut pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena data tenaga kerja
kuat telah mendorong dolar AS naik terhadap mata uang utama lainnya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, turun 9,8 dolar
AS atau 0,77 persen, menjadi menetap di 1,264,60 dolar per ounce.
Kontrak emas berjangka melemah karena dolar AS melonjak setelah
sebuah laporan dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan penciptaan
lapangan kerja yang lebih kuat dari perkiraan pada bulan lalu.
Total lapangan pekerjaan non pertanian meningkat sebesar 209.000
pada Juli, dan tingkat pengangguran sedikit berubah pada 4,3 persen,
menurut laporan tersebut.
Lapangan pekerjaan meningkat terutama pada jasa makanan, jasanan
profesional dan bisnis, serta perawatan kesehatan, laporan tersebut
menambahkan.
Data tenaga kerja yang kuat juga dapat mendorong Federal Reserve AS
untuk melanjutkan kenaikan suku bunganya lagi akhir tahun ini, kata
beberapa analis.
Akibatnya, indeks dolar AS "rebound" sebesar 0,83 persen menjadi
93,57 pada pukul 17.34 GMT, setelah berhari-hari mengalami penurunan.
Indeks tersebut merupakan ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang
utama lainnya. Saat dolar AS naik, emas berjangka akan turun.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average terus meningkat. Dow
naik 46,62 poin atau 0,21 persen menjadi 22.072,72 poin pada pukul 17.44
GMT, memberikan tekanan tambahan terhadap emas. Ketika ekuitas naik,
emas berjangka biasanya turun, karena investor tidak selalu mencari aset
"safe haven".
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman
September turun 37,8 sen atau 2,27 persen, menjadi ditutup pada 16,252
dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober naik 4,4 dolar AS
atau 0,46 persen menjadi 969 dolar AS per ounce.
Penguatan dolar AS dorong harga emas turun
Sabtu, 5 Agustus 2017 9:21 WIB