Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar
rupiah terdepresiasi sebesar 0,28 persen terhadap dolar Amerika Serikat
dengan nilai tukar sebesar Rp13.315,90 per dolar AS.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa level terendah untuk
rata-rata nasional kurs tengah eceran sebesar Rp13.349,19 per dolar AS
dan terjadi pada minggu kedua Juli 2017.
"Sedangkan menurut provinsi, level terendah kurs tengah terjadi
di Provinsi Jawa Timur yang mencapai Rp13.635,36 per dolar Amerika pada
minggu keempat Juli 2017," kata Suhariyanto di Jakarta, Selasa.
Rupiah juga terdepresiasi terhadap dolar Australia. Tercatat
depresiasi mencapai 4,03 persen terhadap dolar Australia pada Juli 2017
dengan nilai tukar sebesar Rp10.520,13 per dolar Australia.
Nilai tersebut menjadi level terendah rata-rata nasional kurs
tengah eceran rupiah terhadap dolar Australia yang jatuh pada minggu
keempat Juli 2017.
Sedangkan menurut provinsi, level terendah kurs tengah terjadi di
Provinsi Sulawesi Utara yang mencapai Rp10.634,00 per dolar Australia
pada minggu ketiga Juli 2017.
Selain terhadap dolar AS dan Australia, terhadap Euro rupiah juga
terdepresiasi. Nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 3,15 persen
pada Juli 2017 dengan nilai tukar sebesar Rp15.468,85 per euro.
Nilai tersebut menjadi level terendah rata-rata nasional kurs
tengah eceran rupiah terhadap euro yang jatuh pada minggu keempat Juli
2017. Sedangkan menurut provinsi, level terendah kurs tengah terjadi di
Provinsi Sulawesi Utara yang mencapai Rp15.625,00 per euro pada minggu
keempat Juli 2017.
Sementara itu, rupiah terapresiasi 0,03 persen terhadap yen Jepang
pada Juli 2017 dengan nilai tukar sebesar Rp118,72 per yen Jepang.
Level tertinggi rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah
terhadap yen Jepang terjadi pada minggu kedua Juli 2017 yang mencapai
Rp117,23 per yen Jepang.
Sedangkan menurut provinsi, level tertinggi kurs tengah terjadi di
Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mencapai Rp110,50 per yen Jepang pada
minggu kedua Juli 2017.
Rupiah terdepresiasi 0,28 persen terhadap dolar AS
Selasa, 15 Agustus 2017 18:20 WIB