London (ANTARA GORONTALO) - Sepucuk surat yang ditemukan di tubuh seorang pria yang tewas akibat tenggelamnya kapal Titanic terjual melalui lelang dengan harga 166 ribu dolar AS (atau sekitar Rp2,2 miliaran).
Harga tersebut sekaligus mencetak rekor tertinggi atas penjualan barang-barang peninggalan kapal yang tenggelam pada 1912 itu.
Surat tersebut adalah salah satu benda terakhir yang diketahui selamat dari tenggelamnya Titanic, di mana masih terdapat noda-noda dari perairan Atlantik.
Ditulis oleh penumpang kelas satu bernama Alexander Oskar Holverson di atas kertas berlogo "on-board Titanic", surat tersebut ditujukan kepada ibunya, yang berisikan kesannya tentang kapal mewah itu, seraya memuji menu makanan dan musik yang ada di dalamnya.
"Jika semuanya berjalan lancar, kami akan tiba di New York pada Rabu," tulis Holverson pada hari sebelum kapal tersebut menabrak gunung es.
Holverson adalah seorang pedagang kelahiran Minnesota, yang sedang bepergian bersama istrinya, Mary Alice, yang selamat dari tenggelamnya kapal tersebut.
Surat itu dijual oleh keluarga Holverson di sebuah tempat lelang yang diselenggarakan oleh Henry Aldridge & Son di kota Devizes, Inggris selatan. Kunci besi dari Titanic juga terjual seharga 76.000 poundsterling atau 100 ribu dollar AS.
"Harga tersebut menggambarkan ketertarikan yang berkesinambungan pada Titanic, penumpang dan kru kapal," kata juru lelang Andrew Aldridge.
"Saya senang dengan rekor dunia baru untuk surat Titanic. Hal ini mencerminkan statusnya sebagai surat Titanic yang paling penting yang pernah dilelang," ungkapnya.
Dalam suratnya Holverson juga menggambarkan pengalamannya bertemu bahu dengan salah satu penumpang kapal yang paling terkenal.
"John Jacob Astor ada di kapal ini," katanya merujuk pemodal dan investor properti mewah asal Amerika, yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia pada saat itu.
"Dia terlihat seperti manusia biasa meski memiliki jutaan uang. Mereka duduk di dek bersama kami semua," tulisnya.
Titanic adalah kapal laut terbesar yang bertugas saat menabrak gunung es pada 14 April 1912 di Atlantik saat bepergian dari Southampton ke New York. Lebih dari 1.500 orang meninggal pada peristiwa itu. Demikian Reuters.