Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan
antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak melemah sebesar 14 poin
menjadi Rp13.514 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.500 per dolar
Amerika Serikat (AS).
"Dolar AS diperdagangkan terangkat nilainya terhadap sejumlah mata
uang dunia, termasuk rupiah menyusul data-data ekonomi Amerika Serikat
yang lebih baik dari perkiraan," kata Kepala Riset Monex Investindo
Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan bahwa data produk domestik bruto (PDB) Amerika
Serikat pada kuartal ketiga yang sesuai estimasi sebesar 3,3 persen dan
di atas kuartal sebelumnya 3 persen membuat optimisme investor akan
perekonomian Negeri Paman Sam itu, sehingga dolar AS cenderung diburu
pelaku pasar uang.
Ia menambahkan bahwa testimoni Ketua The Fed Janet Yellen juga
disambut positif pelaku pasar. Yellen menyatakan tepat bagi The Fed
untuk melanjutkan kenaikan suku bunga secara bertahap dengan ekspektasi
bahwa ekonomi dan pasar kerja akan tetap kuat.
"The Fed berharap kenaikan bertahap suku bunga akan sesuai untuk
menopang pasar tenaga kerja dan menstabilkan inflasi di sekitar 2,0
persen," paparnya.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan
bahwa ekonomi Amerika Serikat pada triwulan ketiga 2017 yang tumbuh 3,3
persen merupakan revisi naik dari
perkiraan sebelumnya 3 persen secara tahunan.
"Revisi naik tersebut diantaranya karena naiknya `non-residential
fixed investment`, pengeluaran dari pemerintah, dan `private invesntory
investment`. Perbaikan data ekonomi AS itu sebagai indikasi penguatan
pertumbuhan ekonomi," paparnya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis
(30/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.514
dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.515 per dolar AS.
Rupiah kamis sore melemah ke Rp13.514
Kamis, 30 November 2017 20:38 WIB