Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Para pelaku usaha mendorong pemerintah untuk menyelesaikan berbagai perjanjian kerja sama internasional baik dalam kerangka bilateral maupun antarkawasan, dalam upaya memperluas akses pasar bagi produk-produk Indonesia.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan bahwa selain memperluas akses pasar produk dalam negeri, pihaknya menilai penyelesaian perjanjian perdagangan internasional tersebut akan memberikan diversifikasi pasar tujuan ekspor bagi Indonesia.
"Arah kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terbatas pada perluasan akses pasar saja, tapi juga mengarah pada diversifikasi pasar," kata Shinta, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Apindo mencatat, kurang lebih terdapat 20 kerja sama perdagangan yang tengah dirundingkan oleh pemerintah dengan berbagai negara seperti Australia, Chile, Uni Eropa, Turki dan negera-negara lain rekanan ASEAN.
Salah satu kesepakatan yang diharapkan bisa rampung pada akhir 2017 adalah Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
"Saat ini kita sedang menyelesaikan beberapa perjanjian dagang, baik regional maupun bilateral. Minggu ini kami mencoba menyelesaikan dengan Australia, dan kami harapkan bisa selesai dalam bulan ini," kata Shinta.
Sementara kerja sama antarkawasan yang ditunggu penyelesaiannya oleh pelaku usaha adalah Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). RCEP merupakan kerja sama ekonomi dan perdagangan di kawasan ASEAN dengan enam negara mitra.
Keenam negara tersebut adalah, China , Jepang, Korea Selatan, India, Australia dan Selandia Baru. RCEP mencakup hampir separuh populasi dunia dan kurang lebih 30 persen dari PDB global.
Menurut Shinta, RCEP merupakan salah satu bentuk kerja sama antar kawasan yang terbilang ambisius, namun akan memberikan dampak khususnya pengembangan industri dalam negeri. Diharapkan, kerangka kerja sama tersebut bisa segera diselesaikan.
Nantinya, jika kesepakatan tersebut rampung, diharapkan mampu menjamin akses pasar dengan preferensi yang baik bagi pelaku usaha Indonesia, memacu percepatan peningkatan kualitas produk dan memicu pencapaian kinerja ekspor yang mulai membaik.
Berdasar catatan Apindo, kinerja pencapaian indikator ekspor pada kuartal tiga 2017 sebesar 3,38 persen (YoY) atau relatif melampaui pencapaian indikator lainnya yang cenderung stagnan. Namun, pencapaian kinerja ekspor tersebut masih berdasar landasan harga komoditas yang membaik, dan belum dipengaruhi perjanjian perdagangan.