Kuta (ANTARA GORONTALO) - Menteri pariwisata Arief Yahya mengatakan wisatawan
yang berkunjung ke Pulau Bali kembali normal pasca erupsi Gunung Agung.
"Bali normal istilahnya. Hal itu ditunjukkan angka kehadiran
wisman, biasanya rata-rata 15 ribu (per hari), sempat turun 2.000 (per
hari), hari ini sudah mencapai 12.300 (per hari)," kata Arief saat
konferensi pers usai menghadiri Rapat Terbatas di di Werdhapura Village
Center, Sanur, Bali, Jumat malam.
Dia mengatakan angka tersebut sudah mencapai sekitar 80 persen dari
angka normal. "Saya berharap rekan-rekan media di sini menjaga suasana
yang mulai kondusif ini," katanya.
Arief mengatakan dampak erupsi Gunung Agung itu hanya berdampak di wilayah 8-10 kilometer dari kawah gunung tersebut.
Dia juga mengungkapkan bahwa status tanggap darurat sudah dicabut
dan selanjutnya pihaknya akan melakukan pemasaran besar-besar agar
wisatawan datang kembali ke Bali.
"Anggaran Rp100 miliar yang akan kita serahkan kepada Gubernur (Bali) untuk memimpin pemasaran di Bali," ungkapnya.
Menpar juga mengatakan dirinya dengan Menteri Perhubungan telah
membahas alat transportasi agar memberikan pelayanan terbaik kepada
wisatawan di Bali.
"Terkait dengan perhubungan sudah kita selesaikan dengan Menhub,
sudah rapat tiga jam di sini untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
wisatawan di Bali," jelasnya.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dalam kesempatan sama, mengatakan
tujuan utama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
memimpin rapat terbatas di Bali untuk menunjukan pada dunia bahwa Bali
sekarang aman dan siap menerima wisatawan.
Pramono juga mengungkapkan bahwa Ratas telah memutuskan dicabutnya tanggap darurat pasca erupsi Gunung Agung.
"Status darurat itu menjadi, dalam tanda kutip ketakutan, sehingga mereka mengeluarkan `travel band`," katanya.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan logistik untuk para
pengungsi tetap akan dikeluarkan, walaupun status tanggap daruratnya
dicabut.
"Karena memang sesungguhnya istilah tanggap darurat itu tidak
menyatakan bahwa Bali dalam keadaan darurat. Jadi sering saya katakan
tanggap darurat itu untuk pengungsi, kaitannya dengan logistik, bukan
seluruh Bali itu dalam keadaan tanggap darurat," katanya.
Dia juga mengatakan status tanggap darurat ini justru membuat
negara-negara lain mengeluarkan "travel band", "travel warning", "travel
advisory", walaupun hanya terkait urusan pengungsi dan logistik.
Menpar : kunjungan wisatawan di Bali kembali normal
Sabtu, 23 Desember 2017 19:37 WIB