Jakarta (Antaranews Gorontalo) - Pelupa identik dengan penyakit demensia, tapi dua hal itu sama sekali berbeda.
Dokter spesialis saraf Gea Pandhita dari RS Pondok Indah - Bintaro Jaya mengatakan penderita demensia mengalami penurunan fungsi kognitif yang mempengaruhi perilakunya di kehidupan sehari-hari.
"Demensia tidak cuma berhubungan dengan penurunan daya ingat, sebaliknya pelupa juga belum tentu demensia," kata Gea dalam acara diskusi "Mengenal Demensia" di Jakarta, Kamis.
Lupa yang biasa terjadi sehari-hari, misalnya lupa tempat menaruh dompet atau nama kenalan yang sudah lama tidak dijumpai, dapat disebabkan oleh gangguan konsentrasi dan bukan ciri-ciri demensia.
Bisa saja Anda sedang sibuk menerima telepon ketika meletakkan dompet sehingga lupa di mana tempat menaruhnya gara-gara perhatian fokus pada panggilan telepon. Tetapi Anda bisa kembali menemukan barang yang hilang dengan menelusuri lagi tempat yang dilewati saat menelepon.
Baca juga: Penderita demensia diproyeksikan berlipat tiga dalam 30 tahun
Pada penderita demensia, mereka lupa di mana menyimpan barang tetapi tidak mampu menelusuri lagi langkah-langkah untuk menemukannya.
Selain soal daya ingat, fungsi kognitif alias fungsi luhur yang terganggu ketika seseorang mengalami demensia meliputi orientasi dan persepsi visuospasial.
Gangguan visuospasial membuat orang demensia lupa jalan pulang ke rumah karena kemampuan untuk menempatkan sebuah benda, objek atau gambar dalam sebuah tempat menurun.
Selain itu, fungsi eksekutif otak juga terganggu. Dia mencontohkan orang yang mengendarai mobil. Bila fungsi eksekutif otaknya berfungsi normal, dia bisa tahu apa yang harus dilakukan bila seseorang menyeberang jalan di depannya, kapan harus memperlambat dan mempercepat laju kendaraan.
Baca juga: Berkebun bagus untuk stamina hingga otak
Membedakan Pelupa dan Demensia
Kamis, 12 April 2018 18:27 WIB