Manado (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Utara (Sulut) merekam keberadaan dua titik panas di hutan wilayah kerja mereka hingga Sabtu pukul 08.45 WIB.
"Lokasinya berada di Kombi, Kabupaten Minahasa dan Tahuna Timur, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dua titik api tersebut muncul pada hari Jumat pukul 13.15 Wita, kemarin," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Minahasa Utara Asep Hendrawan di Manado.
Munculnya dua titik panas di wilayah Sulut tersebut beriringan pergantian musim memasuki kemarau di sejumlah tempat termasuk di wilayah Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Bahkan potensi munculnya titik panas (hotspot) serupa di daerah lainnya tidak bisa dihindarkan karena cuaca panas yang diperkirakan berlangsung hingga bulan September mendatang.
"Suhu saat ini berkisar antara 33-34 derajat celsius, tapi tidak termasuk suhu ekstrem seperti gelombang panas yang terjadi di luar negeri," katanya.
Dia pun berharap, masyarakat tidak melakukan pembakaran untuk dijadikan perkebunan karena bisa memicu kebakaran hutan dan lahan, dan kalaupun harus melakukan itu di lahan milik pribadi maka kontrol yang ketat harus dilakukan pemiliknya agar api tidak merembet ke areal yang ada di sekitarnya.
Begitupun dengan para pendaki yang memanfaatkan waktu libur di kawasan pegunungan, hindarilah membuang puntung rokok yang masih menyala ke semak-semak, begitupun ketika meninggalkan lokasi pendakian pastikan api yang dinyalakan dalam keadaan padam.
Kebakaran hutan dan lahan di cuaca seperti ini sangat mungkin terjadi apabila tidak dikontrol walaupun lahan yang dibakar tersebut adalah milik pribadi
"Ini yang kami harapkan, karena bila tidak akan muncul hotspot-hotspot di beberapa tempat di daerah ini. Kita berharap tidak terjadi seperti tahun 2015 dimana cukup banyak terdeteksi titik api di wilayah Provinsi Sulut," katanya.
Dua Titik Panas Terekam Di Sulut
Sabtu, 28 Juli 2018 16:10 WIB