Jakarta, (Antara News) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan Pemerintah untuk mengantisipasi gejolak ekonomi di Turki agar tidak berimbas serius terhadap perekonomian Indonesia.
"Turki mengalami krisis menyusul terpuruknya kurs lira terhadap dolar AS. Saya waswas karena penurunan kurs lira Turki (TRY) sudah berimbas ke rupiah," kata Bambang Soesatyo melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Menurut Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pada Rabu, berada pada pada posisi Rp14.548.
Menurut dia, gejolak ekonomi di Turki dan devaluasi TRY telah berefek ke mata uang lainnya termasuk rupiah.
Karena itu, Bamsoet meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan langkah-langkah antisipatif guna meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat dan meningkatnya harga komoditas," kata Bamsoet.
Politisi Partai Golkar ini juga meminta BI menjaga stabilitas keuangan negara, terutama kelancaran pembayaran utang negara dan bunganya yang bertambah akibat devaluasi rupiah.
Bamsoet juga meminta Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian (Kemendag dan Kemenperin) dapat mendorong ekspor barang dan jasa untuk meningkatkan nilai tukar rupiah.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kata dia, juga harus menggenjot kinerja dalam menarik investasi dan mempermudah layanan bagi investor.
"Lakukan perbaikan layanan investasi dengan mempermudah penanaman modal sehingga dapat menarik minat investor untuk menanamkan modal di Indonesia," ujar Bamsoet.
DPR: Pemerintah Harus Antisipasi Gejolak Ekonomi Turki
Rabu, 15 Agustus 2018 16:26 WIB