Bali, (Antara News) - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani memastikan, realisasi defisit anggaran pada akhir 2018 bisa mencapai dua persen terhadap produk domestik bruto, lebih rendah dari target 2,19 persen.
"Estimasi bisa di bawah dua persen, lebih kecil dari 2,19," kata Askolani dalam temu media di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Askolani menjelaskan bahwa proyeksi pencapaian ini didukung oleh pendapatan dari sektor pajak yang bisa mendekati target serta belanja yang lebih optimal dan efisien dari tahun-tahun sebelumnya.
"Ini merupakan kombinasi dari indikasi pendapatan yang bisa total mencapai target dan penyerapan belanja yang lebih optimal dari 2017," katanya.
Meski proyeksi defisit anggaran ini lebih rendah dari target, ia memastikan pembangunan yang dilakukan hingga akhir tahun tetap berkualitas dan ekspansif sesuai rencana.
Pemerintah, kata Askolani, juga terus mengupayakan realisasi defisit anggaran di tahun-tahun mendatang semakin mengecil seiring dengan pengelolaan APBN yang semakin sehat.
Hal tersebut didukung oleh peningkatan pendapatan dari sektor pajak maupun penerimaan negara bukan pajak yang disertai oleh belanja produktif hingga ke tingkat desa.
Melalui upaya optimalisasi tersebut, ia menyakini pemerintah secara perlahan-lahan tidak lagi bergantung pada pembiayaan yang berasal dari utang.
"Kita memang arahnya semakin mengecil, dengan arahnya mengecil, neraca keseimbangan primer juga semakin mengecil," ujar Askolani.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat realisasi defisit anggaran hingga akhir Oktober 2018 mencapai Rp237 triliun atau 1,6 persen terhadap PDB.
Askolani memperkirakan terdapat pengurangan sebesar Rp70 triliun-Rp80 triliun pada akhir tahun dari target defisit anggaran yang ditetapkan dalam APBN Rp325,9 triliun atau 2,19 persen terhadap PDB.