Gorontalo (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mengapresiasi antusiasme masyarakat, khususnya pemerintah desa dalam penyelenggaraan festival Tumbilotohe atau malam pasang lampu yang rutin digelar setiap 3 malam di penghujung bulan Ramadhan, sebelum lebaran Idul Fitri.
Ketua DPRD setempat, Nurjanah Yusuf, di Gorontalo, Senin, mengatakan, Tumbilotohe merupakan tradisi yang harum sejak dahulu kala yang hanya ada di Gorontalo.
Umat Islam mempertahankan tradisi malam pasang lampu itu, sebagai tanda berbahagianya hati melaksanakan puasa hingga di penghujung bulan ramadhan.
Tahun ini kata Nurjanah, pihaknya sangat mengapresiasi antusiasme penyelenggaraan malam Tumbilotohe, dimana setiap desa berlomba-lomba berkreasi merangkai ribuan bahkan jutaan lampu botol, ditambah lampu hias listrik yang semakin menambah keindahan Gorontalo Utara.
"Tradisi yang harum ini diharapkan semakin semarak dan berkembang, juga menjadi ajang wisata religi di daerah ini," ujar politisi Partai Golkar itu.
Ia mengaku bangga, masyarakat di seluruh desa dengan rasa bahagia, ikut berkreasi mempercantik malam pasang lampu di desa masing-masing.
Ia berharap, malam Tumbilotohe dan seluruh keindahannya, ramai dipublikasikan masyarakat menggunakan berbagai media sosial, sebagai bentuk mempromosikan semaraknya tradisi malam pasang lampu di setiap bulan ramadhan.
Dengan begitu, publik nusantara akan tertarik datang ke Gorontalo, bahkan dapat membangkitkan kerinduan warga Gorontalo yang ada di luar daerah, untuk pulang merayakan hari raya lebaran khususnya di Gorontalo Utara.
"Saya berharap, antusias ini akan terus besar dan memanfaatkan momen untuk mewujudkan Gorontalo Utara sebagai daerah wisata religi yang layak dikunjungi sebagai destinasi wisata di bulan ramadhan," ujar Nurjanah.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Desa Milango, Kecamatan Tomilito, Reimon Giu mengaku senang, mampu menggerakkan pemuda desa untuk menyukseskan tradisi malam pasang lampu atau Tumbilotohe.
"Kami sudah menyiapkan ribuan botol lampu berbahan bakar solar untuk menyemarakkan malam Tumbilotohe di desa ini," ujarnya.
Pemuda desa berkreasi menyukseskan malam Tumbilotohe dengan segala pernak pernik khas desa.
Dampaknya kata Reimon, desa yang ada di wilayah pinggiran lintas Sulawesi itu atau sekitar 17 kilo meter dari pusat ibu kota kabupaten, berhasil menyedot perhatian warga dari desa-desa lainnya, untuk datang berkunjung turut menikmati keindahan ribuan lampu botol yang membentuk ikon desa pertanian itu.
"Desa menjadi ramai, jalan-jalan pun ikut terang serta orang semakin banyak tahu tentang Desa Milango," ujar Reimon menuturkan dampak positif penyelenggaraan malam Tumbilotohe.
DPRD Gorut apresiasi antusiasme penyelenggaraan Malam Tumbilotohe
Selasa, 4 Juni 2019 0:02 WIB