Jakarta, (ANTARA GORONTALO) - Peneliti Independen bidang sosial politik Tri Ratnawati mengatakan, saat ini terjadi kartelisasi dan loyalitas buta di DPR periode 2014-2019.
"Mereka 'menunggangi' demokrasi untuk membuat kartelisasi. Mereka tidak mewakili rakyat. Kartelisasi dan loyalis buta itu saling terkait," kata Ratnawati seusai diskusi seruan moral Ilmuwan Indonesia di Gedung Pasca Sarjana UI, Jakarta.
Mantan peneliti LIPI ini menjelaskan loyalis buta anggota DPR tersebut terjadi karena mereka terlalu patuh terhadap pimpinan partainya, kemudian mengatasnamakan rakyat untuk menyerang lawan politiknya.
Saat ini, kata Tri, di DPR terjadi pengkubuan, semua ingin didominasi sendiri yang mencerminkan bahwa parlemen tidak mempraktekkan demokrasi.
"Partai-partai kan dikuasai oleh orang-orang gedean, jadi rapat-rapat parlemen bisa dikalahkan oleh suara seorang pimpinan partai," katanya
Ia menjelaskan koalisi merah putih yang menguasai parlemen saat ini merupakan bentuk kartelisasi politik.
"Ini kan mereka dah tahu kalah, kemudian diubah semuanya, Ini bukan demokrasi karena dalam demokrasi hak-hak minoritas dihargai. Makanya terjadi namanya koalisi tapi yang saya tahu adalah kartelisasi politik," katanya.
Ia menambahkan tingkah laku yang ditampilkan anggota dewan saat ini merupakan bentuk penurunan kualitas elit-elit politik.
"Ada penurunan kualitas, mereka bukan produk orde baru tapi kelakuan melebihi lebih jelek dari orde baru," katanya.
Peneliti: Terjadi Kartelisasi Politik di DPR
Jumat, 10 Oktober 2014 9:03 WIB