Di tengah pandemi COVID-19, produksi tahu dan tempe berbahan baku kedelai di Gorontalo, mengalami penurunan drastis.

"Saya hampir KO, alias terancam gulung tikar menjalani usaha di tengah wabah virus Corona ini," ujar Sugianto, perajin tahu-tempe asal Kecamatan Isimu, Kabupaten Gorontalo, yang mengaku memasok dua produk olahan kedelai itu di pasar Moluo-Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, di Gorontalo, Jumat.

Harga kedelai pun kata dia, terus mengalami kenaikan, apalagi di tengah pandemi ini kenaikannya mencapai Rp1.700 per kilo gram atau naik dari Rp6.800 menjadi Rp8.500 per kilo gram.

Terpaksa, ia harus menaikkan harga jual sebab untuk mengecilkan ukuran tidak mungkin dilakukannya.

Jika per bak isinya harus 3 kilo gram kedelai, maka tidak boleh dikurangi sebab hasilnya akan jelek dan tidak disukai konsumen, katanya.

Ia pun terpaksa menghentikan sementara tiga orang pekerjanya, yang digaji total per bulan mencapai Rp5 juta, ditambah uang makan dan transportasi sekitar Rp1,8 juta.

Kondisi itu terpaksa dilakukan, sebab omset menurun drastis akibat minim pembeli. Ditambah lagi, produksi per minggunya turun drastis.

Sebelum pandemi, produksi dilakukan harian. Setiap hari, Sugianto dibantu tiga orang pekerjanya, mengolah sekitar 150-200 kilo gram kedelai atau mencapai 1 ton lebih per minggu.

"Pokoknya setiap hari kami berproduksi, untuk memenuhi permintaan konsumen yang tinggi khususnya dari wilayah Gorontalo Utara," ucapnya.

Saat ini, produksi hanya tinggal 3 kali dalam seminggu, dengan kisaran 300 kilo gram saja, dan dilakukannya sendiri tanpa bantuan pekerja.

Perajin tahu-tempe, terdampak wabah COVID-19, sebab banyak usaha restoran, warung makan dan penjual gorengan yang tutup atau membatasi jam buka, sehingga permintaan produk olahan kedelai ini mengalami penurunan drastis.

Sugianto mengaku, cukup kewalahan menghadapi kondisi saat ini, sebab bingung memikirkan setoran kredit pinjamannya di bank. Belum lagi harus membayar cicilan motor dan keperluan rumah tangga lainnya.

"Ini masa-masa tersulit yang kami hadapi dalam melakoni usaha ini sejak tahun dua ribu lalu," tuturnya.

Harga tahu ia jual seribu rupiah untuk 5-6 potong, sementara untuk tempe bervariasi sesuai ukuran dari kisaran seribu rupiah per potong untuk ukuran kecil, hingga tujuh ribu rupiah per potong ukuran besar.***
Perajin tahu-tempe di Gorontalo, ikut terdampak wabah COVID-19, akibat turunnya permintaan menyebabkan produksi turun drastis. (ANTARA/Susanti Sako)

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020