Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah pemangku adat di Kota Gorontalo meminta agar pemerintah kota (Pemkot) untuk melestarikan sejumlah situs sejarah yang terdapat di wilayah tersebut.

Karim Laiya, salah seorang pemangku adat di Kota Gorontalo, Senin, mengatakan, sejumlah situs sejarah seperti banteng Otanaha, Bak Pemandian Potangga, Sumur Bor, Makam Kramat Ju Pangola, makam Kramat kali Bandula, Rumah Adat Dulohupa, makam Kramat Ta Ilayabe serta Rapak kakiLahilote, di daerah ini perlu untuk dijaga kelestariannya.

"Banyak situs sejarah di daerah ini yang harus segera dilestarikan oleh pemerintah Kota Gorontalo, karena kondisinya sangat memprihatinkan," kata Karim.

Dia menjelaskan, para tokoh adat maupun warga mengkhawatirkan jangan sampai situs sejarah tersebut hanya bisa dibaca dan lihat pada data maupun daftar inventaris pemerintah Kota Gorontalo, namun kenyataan di lapangan bangunan maupun kondisinya sudah rusak dan tidak layak dikunjungi lagi.

Menurut dia, keberadaan bangunan situs sejarah tersebut perlu untuk dilestarikan dan dipugar jika yang sudah rusak, sebab sebagai salah satu ilmu pengetahuan bagi generasi muda, juga bisa dijual sebagai salah satu obyek wisata.

"Jangan ada kesan bahwa Kota Gorontalo terdapat banyak situs sejarah, namun pada kenyataannya sudah tidak dapat dipertahankan lagi keasliannya, bahkan sudah rusak dan hilang sama sekalin" katanya.

Amran Yusup, salah seorang warga Kota Gorontalo mengatakan, keberadaa bak pemandian potangga saat ini sudah sangat memprihatinkan, padahal umurnya sudah 100 tahun lebih, begitu pula benteng Otanaha dan Sumur Bor.

Dia menjelaskan, untuk bak potanga saat ini sudah rusak dan tidak difungsikan lagi sebagai salah satu obyek wisata, begitu pula dengan benteng peninggalan Portugis tersebut, kondisinya sangat memprihatinkan.

Keberadaa sumur bor yang terdapat di pusat kota Gorontalo, sudah ratusan tahun umurnya namun air tidak pernah habis digunakan oleh sejumlah warga, namun jika kondisinya tidak dilestarikan maka kemungkinan akan ditimbun untuk dijadikan jalan.

"Kami khawatir jangan sampai sumur bor akan ditimbun dan dijadikan jalan ataupun bangunan lainnya, sebab air yang keluar sangat bermanfaat bagi warga maupun pengguna kendaraan bermotor," kata Amran.

Pewarta: M.Fachry Said

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015