Pasar seni warga yang digelar di Desa Huntu Selatan Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango, menerapkan protokol kesehatan dan lingkungan yang cukup ketat.
Seluruh pengunjung pasar ini wajib melalui pengukuran suhu, menggunakan masker, dan mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk.
Selain itu, pasar yang dikenal ramah lingkungan ini tidak memperkenankan pengunjungnya membawa kantong plastik sekali pakai, minuman dan makanan dalam kemasan plastik, membungkus makanan dengan kemasan mika, styrofoam, dan aluminium foil, dan sedotan plastik.
Selain itu, aturan lainnya adalah tidak membuang sampah sembarangan.
Pasar yang dibuka mulai pukul 07.30 hingga 11.00 Wita ini, hanya dapat dikunjungi setiap hari Minggu pada bulan Desember 2020.
Di dalam pasar, pengunjung dapat menikmati beragam kuliner tradisional seperti ilabulo, bubur jagung (bubur sada), milu siram, dan nike ilepao yang dijual oleh warga di desa tersebut.
Pengunjung dapat melakukan transaksi, dengan menukarkan uangnya terlebih dahulu, yakni Rp6 ribu untuk satu koin yang terbuat dari tempurung kelapa.
"Ini adalah minggu kedua pasar digelar bulan ini. Jumlah pengunjung yang menukarkan koin ada sekitar 170 orang. Kami memprediksi jumlah pengunjungnya lebih dari itu," kata Koordinator Pasar Seni Warga, Awaludin, Minggu.
Pasar tersebut sebelumnya telah digelar pada tahun 2018 dan 2019, oleh para pegiat seni di Gorontalo.
Pada 2018 pasar itu bernama Parade Kuliner Warga yang digelar berbarengan dengan Pesta Seni Pasca Panen Padi "Maa Ledungga", dengan pembiayaan secara mandiri.
Tahun 2019 pelaksanaan pasar seni mulai menerapkan penggunaan kantong plastik sekali pakai bagi pengunjung maupun pedagang, dengan pendanaan dari donasi publik dan jualan kaus.
Pada September 2020 berbarengan dengan pandemi yang melanda seluruh dunia, pasar seni menjadi bagian dari program Energi Desa Huntu Art Distrik yang ditopang oleh dana CSR PLN Peduli.
Sementara pada pasar seni bulan Desember kali ini, kegiatan dilakukan dengan pendanaan mandiri dengan lebih memperketat persyaratan bagi pengunjung dan pedagang.
"Kali ini kami makin mengetatkan persyaratan, selain mempertahankan pelarangan kantong plastik sekali pakai, juga meminimalisir penggunaan styrofoam, sedotan plastik, air minum dalam kemasan, dan alumunium foil. Ragam kuliner dan bahan pangan lokal menjadi kewajiban yang dijual di areal pasar," ungkapnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020
Seluruh pengunjung pasar ini wajib melalui pengukuran suhu, menggunakan masker, dan mencuci tangan dengan sabun sebelum masuk.
Selain itu, pasar yang dikenal ramah lingkungan ini tidak memperkenankan pengunjungnya membawa kantong plastik sekali pakai, minuman dan makanan dalam kemasan plastik, membungkus makanan dengan kemasan mika, styrofoam, dan aluminium foil, dan sedotan plastik.
Selain itu, aturan lainnya adalah tidak membuang sampah sembarangan.
Pasar yang dibuka mulai pukul 07.30 hingga 11.00 Wita ini, hanya dapat dikunjungi setiap hari Minggu pada bulan Desember 2020.
Di dalam pasar, pengunjung dapat menikmati beragam kuliner tradisional seperti ilabulo, bubur jagung (bubur sada), milu siram, dan nike ilepao yang dijual oleh warga di desa tersebut.
Pengunjung dapat melakukan transaksi, dengan menukarkan uangnya terlebih dahulu, yakni Rp6 ribu untuk satu koin yang terbuat dari tempurung kelapa.
"Ini adalah minggu kedua pasar digelar bulan ini. Jumlah pengunjung yang menukarkan koin ada sekitar 170 orang. Kami memprediksi jumlah pengunjungnya lebih dari itu," kata Koordinator Pasar Seni Warga, Awaludin, Minggu.
Pasar tersebut sebelumnya telah digelar pada tahun 2018 dan 2019, oleh para pegiat seni di Gorontalo.
Pada 2018 pasar itu bernama Parade Kuliner Warga yang digelar berbarengan dengan Pesta Seni Pasca Panen Padi "Maa Ledungga", dengan pembiayaan secara mandiri.
Tahun 2019 pelaksanaan pasar seni mulai menerapkan penggunaan kantong plastik sekali pakai bagi pengunjung maupun pedagang, dengan pendanaan dari donasi publik dan jualan kaus.
Pada September 2020 berbarengan dengan pandemi yang melanda seluruh dunia, pasar seni menjadi bagian dari program Energi Desa Huntu Art Distrik yang ditopang oleh dana CSR PLN Peduli.
Sementara pada pasar seni bulan Desember kali ini, kegiatan dilakukan dengan pendanaan mandiri dengan lebih memperketat persyaratan bagi pengunjung dan pedagang.
"Kali ini kami makin mengetatkan persyaratan, selain mempertahankan pelarangan kantong plastik sekali pakai, juga meminimalisir penggunaan styrofoam, sedotan plastik, air minum dalam kemasan, dan alumunium foil. Ragam kuliner dan bahan pangan lokal menjadi kewajiban yang dijual di areal pasar," ungkapnya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2020