Dekan Institut Agama Islam Darullughah Wadda'wah, Novianto Puji Raharjo membagikan tips yang bisa diikuti masyarakat agar tidak terjebak dalam ajaran radikalisme saat belajar agama di era digital.
“Tips belajar agama di era digital yang benar yaitu harus diperhatikan narasumber, pembahasan yang jauh dari norma dan etika kebangsaan tidak perlu diikuti," ujar Novianto dalam keterangan pers yang diterima Sabtu.
Novianto menyampaikannya dalam seminar “Dakwah/Khotbah yang Ramah di Internet” di Tarakan, Kalimantan Utara. Kegiatan tersebut diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Novianto menambahkan, harus ada guru yang mendampingi proses belajar agama lewat dunia digital agar masyarakat bisa bertanya kembali mengenai materi yang diterima.
Sementara itu, pelaku dakwah juga memiliki peranan penting dalam menyebarkan ajarannya di dunia digital. Korbid Media dan Informasi LDNU Sulawesi Barat, Shalahuddin, mengatakan pelaku dakwah harus mengedepankan etika dalam berdakwah, salah satu caranya adalah dengan menghindari ujaran kebencian.
“Etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, bertanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan,” kata dia.
Narasumber lainnya, relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Bogor Ahmad Ubaedillah mengatakan menjalankan etika digital sendiri merupakan penerapan dari ajaran agama.
Kata dia, sudah seharusnya agama melahirkan norma seperti rasa tanggung jawab dan integritas pemeluknya.
“Di era digital, pemahaman agama bisa dihadirkan dalam bentuk beretika di ruang digital. Misalnya, dapat menghindari konten negatif seperti konten yang melanggar kesusilaan, perjudian, pencemaran nama baik, pemerasan, penyebaran berita bohong, dan ujaran kebencian,” kata Ahmad.
Kegiatan ini merupakan rangkaian program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Program Gerakan Nasional Literasi Digital ini diharap dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Kali ini kegiatan ditujukan khususnya untuk komunitas komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Siberkreasi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi bagikan tips belajar agama di era digital cegah radikalisme
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022
“Tips belajar agama di era digital yang benar yaitu harus diperhatikan narasumber, pembahasan yang jauh dari norma dan etika kebangsaan tidak perlu diikuti," ujar Novianto dalam keterangan pers yang diterima Sabtu.
Novianto menyampaikannya dalam seminar “Dakwah/Khotbah yang Ramah di Internet” di Tarakan, Kalimantan Utara. Kegiatan tersebut diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Novianto menambahkan, harus ada guru yang mendampingi proses belajar agama lewat dunia digital agar masyarakat bisa bertanya kembali mengenai materi yang diterima.
Sementara itu, pelaku dakwah juga memiliki peranan penting dalam menyebarkan ajarannya di dunia digital. Korbid Media dan Informasi LDNU Sulawesi Barat, Shalahuddin, mengatakan pelaku dakwah harus mengedepankan etika dalam berdakwah, salah satu caranya adalah dengan menghindari ujaran kebencian.
“Etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, bertanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan,” kata dia.
Narasumber lainnya, relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Bogor Ahmad Ubaedillah mengatakan menjalankan etika digital sendiri merupakan penerapan dari ajaran agama.
Kata dia, sudah seharusnya agama melahirkan norma seperti rasa tanggung jawab dan integritas pemeluknya.
“Di era digital, pemahaman agama bisa dihadirkan dalam bentuk beretika di ruang digital. Misalnya, dapat menghindari konten negatif seperti konten yang melanggar kesusilaan, perjudian, pencemaran nama baik, pemerasan, penyebaran berita bohong, dan ujaran kebencian,” kata Ahmad.
Kegiatan ini merupakan rangkaian program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Program Gerakan Nasional Literasi Digital ini diharap dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Kali ini kegiatan ditujukan khususnya untuk komunitas komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Siberkreasi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi bagikan tips belajar agama di era digital cegah radikalisme
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022