Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mampu menyatukan program lintas sektor dalam menangani kasus stunting di Gorontalo.

Sofian menilai intervensi stunting tidak akan berjalan efektif jika masing masing pihak menjalankan programnya sendiri.

"Kalau kita jalan sendiri, tidak ada sinkronisasi antar lembaga dan organisasi perangkat daerah (OPD) termasuk penguatan datanya, upaya kita ini akan lambat," ucap Sekda.

Ia menjelaskan stunting pada anak bukan hal yang tiba-tiba terjadi, melainkan membutuhkan waktu selama bertahun-tahun sebelum muncul.

Oleh karena itu, ia berharap ada komitmen TPPS dalam mensinergikan seluruh program dari pusat, daerah hingga ke tingkat desa dan kelurahan untuk menyasar anak anak tengkes.

Sependapat dengan hal tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo Fima Agustina juga mengingatkan agar masing-masing sektor tidak bekerja sendiri dan melakukan komunikasi serta koordinasi yang baik agar tidak terjadi tumpang tindih program.

"Sebelumnya kami turun mendistribusikan susu dan telur untuk 2.000 anak tengkes, tapi tiba-tiba Pj Gubernur Gorontalo tanya apakah sudah koordinasi dengan lainnya karena kalau tidak akan terjadi tumpang tindih," ucap Fima.

Ia menjelaskan, maksud dari Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya adalah jangan sampai pihak kabupaten atau pihak lainnya memberikan bantuan yang sama pada satu anak.

"Sehingga tidak akan memberikan dampak yang nyata karena bisa jadi susu dan telur ini karena sudah berlebih hanya dikonsumsi oleh orang tuanya," ujarnya.

Fima berharap TPPS harus mampu memetakan bentuk intervensi dari setiap instansi, lembaga, provinsi, kabupaten kota dan desa.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023