Sorak-sorak menggema di ruang Martial Arts Arena, Kompleks Sumut Sport Center, memecah keheningan di siang yang terik di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Hari itu, 4 September 2024, menandai sebuah tonggak penting dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024, di mana penampilan barongsai kali pertama menjadi sorotan.

Ketika para penonton mulai berdatangan dan ruangan itu mulai dipenuhi, suasana semakin hidup dengan kehadiran beberapa ekor naga serta pengendali dan pasukan pendukungnya.

Lantunan musik yang menggugah semangat berpadu dengan teriakan riuh para penonton, menciptakan atmosfer yang penuh energi. Seakan tak mau kalah, para pendukung tampak saling beradu yel-yel dari tempat duduk masing.

Suara sorak-sorai semakin keras seiring ketika naga-naga dengan beragam warna seperti merah, kuning, memasuki arena utama pertandingan.

Setiap gerakan barongsai tampak harmonis dan memukau, menjadikan pertunjukan itu bukan sekadar kompetisi, tetapi juga menyajikan visual yang mempesona.

Para penonton terpukau oleh keindahan dan keterampilan penunggang barongsai, simbol budaya China yang telah menyebar luas ke berbagai penjuru dunia, kini memulai perjalanan barunya di arena PON.

Di tengah riuhnya teriakan pendukung, energi dan semangat para penunggang naga tampak semakin membara. Setiap gerakan mereka penuh perhitungan dan kehati-hatian.

Pandangan penonton yang duduk maupun berdiri di atas tribun tak lepas dari aksi barongsai itu, seakan tak ingin kehilangan momen satu gerakan pun. Aksi-aksi para atlet barongsai tak luput pula diabadikan para penonton menggunakan gawai masing-masing.

Keberadaan naga-naga ini bagaikan jembatan antara tradisi kuno masa lalu dengan masa depan melalui pertunjukan yang memukau.

Hari itu menjadi saksi sejarah bagi PON dan barongsai. Keberanian dan keterampilan para penunggang barongsai menghadapi tantangan di panggung olahraga. Mereka tampil menunjukkan bahwa seni dan olahraga bisa bersatu dalam pertarungan PON.

Kehadiran barongsai di PON, bukan hanya atlet yang bersaing, tetapi juga budaya yang ikut meramaikan dan memperkaya ajang olahraga terbesar di Indonesia ini.

Hari itu, ruang Martial Arts Arena tidak hanya menjadi tempat kompetisi, tetapi menjadi tempat sejarah lahirnya sebuah tradisi baru dalam PON, di mana barongsai menambahkan dimensi baru dalam kompetisi.

Sang juara

Pada perhelatan PON XXI/2024 cabang olahraga barongsai, yang digelar dari 4 hingga 8 September 2024, pertarungan sengit terjadi dalam 10 nomor pertandingan.

Ke-10 nomor yang dipertandingkan yakni naga kecepatan, naga halang rintang, naga taolu bebas, barongsai halang rintang, barongsai tradisional, barongsai taolu bebas, barongsai kecepatan, barongsai ketangkasan, pakingsai taolu bebas, dan pakingsai kecepatan.

Ajang ini diikuti oleh 15 provinsi, termasuk Sumatera Utara sebagai tuan rumah, Aceh, Jawa Timur, Kalimantan Utara, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Riau, Bali, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Sumatera Utara, yang berperan sebagai tuan rumah, tampil sebagai juara umum dengan meraih empat medali emas dan dua medali perunggu.

Provinsi ini menunjukkan dominasinya dengan memenangkan emas di nomor naga kecepatan, naga halang rintang, barongsai tradisional, dan pakingsai taolu bebas. Selain itu, mereka juga memperoleh medali perunggu dari nomor barongsai ketangkasan dan pakingsai kecepatan.

Di posisi kedua, Aceh berhasil mengumpulkan dua medali emas, dua medali perak, dan tiga medali perunggu. Aceh meraih medali emas dari nomor barongsai ketangkasan dan pakingsai kecepatan.

Selain itu, Aceh juga memperoleh medali perak dari nomor barongsai kecepatan dan pakingsai taolu bebas, serta medali perunggu dari nomor barongsai taolu bebas dan barongsai halang rintang.

Jawa Timur berada di posisi ketiga dengan dua medali emas, serta masing-masing satu medali perak dan perunggu. Jatim meraih emas di nomor barongsai halang rintang dan barongsai kecepatan.

Sedangkan medali perak diraih dari nomor barongsai ketangkasan, dan medali perunggu diperoleh dari nomor barongsai tradisional.

Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) PON XXI/2024 Cabang Olahraga Barongsai, Bobby C. Halim, menyatakan kepuasannya atas suksesnya penyelenggaraan ajang ini.

Ajang itu tidak hanya menampilkan pertarungan sengit, tetapi juga semangat sportivitas dan kebanggaan setiap provinsi yang berpartisipasi.

Kebangkitan barongsai

PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 menjadi titik awal kebangkitan dan lahirnya bibit-bibit baru cabang olahraga barongsai di Tanah Air.

Ajang itu tidak hanya bertujuan untuk mempromosikan olahraga barongsai di tingkat nasional, tetapi juga mendorong pertumbuhan dan pengembangan cabang olahraga ini di masa depan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, penting agar penyelenggaraan ajang tingkat daerah terus dilakukan.

Kegiatan-kegiatan tersebut akan membantu dalam menjaring dan mengembangkan bibit atlet potensial, sehingga menciptakan lebih banyak kesempatan bagi atlet barongsai untuk menunjukkan kemampuannya.

Cabang olahraga barongsai dipertandingkan untuk pertama kalinya di PON XXI ini menunjukkan kemajuan yang signifikan.

Sejumlah 15 provinsi dari total 38 provinsi di Indonesia telah berpartisipasi, menandakan minat dan dukungan yang luas terhadap olahraga ini meskipun ini merupakan debutnya di PON.

Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Marciano Norman menyatakan perkembangan olahraga barongsai dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan hasil yang positif.

Jumlah provinsi yang terlibat dalam olahraga ini semakin banyak, mencerminkan pertumbuhan dan penerimaan olahraga ini di berbagai daerah.

Pengurus Besar Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) telah berperan aktif dalam membangun dan memperkuat cabang olahraga barongsai.

Usaha mereka dalam membangun regenerasi atlet dan memajukan olahraga ini sangat diapresiasi.

Bidik Olimpiade

Pengurus Besar Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (PB FOBI) menargetkan agar barongsai Indonesia dapat tampil di SEA Games hingga Olimpiade.

Setelah berhasil tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara, PB FOBI melihat ini sebagai langkah awal.

Tantangan berikutnya adalah meningkatkan kualitas barongsai Indonesia agar setara dengan standar internasional di ajang-ajang bergengsi.

PB FOBI berkomitmen untuk memperkuat barongsai Indonesia dengan meningkatkan kemampuan atlet untuk bersaing di tingkat global.

Keberhasilan masuk ke PON menjadi pencapaian penting yang telah dicapai setelah perjuangan sejak tahun 2016.

Ketua Umum PB FOBI Edy Kusuma menyatakan masuknya barongsai ke PON akan membantu menggali potensi bibit atlet baru dari seluruh Indonesia untuk bergabung.

Dengan pencapaian ini, semangat dan target pengembangan cabang olahraga barongsai semakin tinggi untuk masa depan.

Di Indonesia, banyak sasana barongsai yang tersedia dengan pemain dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga dewasa.

Keberadaan dan minat terhadap barongsai semakin meluas, dengan banyak orang aktif berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Minat dan kegemaran terhadap barongsai dari berbagai kalangan menunjukkan penerimaan dan popularitas olahraga ini di seluruh Indonesia.

"Perjuangan kami selanjutnya adalah untuk di SEA Games atau bahkan terus ke Olimpiade" ujar Edy saat ditemui di sela menyaksikan pertandingan barongsai di ruang Martial Arts Arena.

Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) resmi diterima sebagai anggota KONI Pusat sejak 20 Februari 2013.

Saat ini, FOBI telah memiliki pengurus di 27 provinsi di seluruh Indonesia, yang menunjukkan jangkauan dan pengaruh organisasi ini.

Menurut data PB FOBI, terdapat sekitar 500 klub barongsai di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 300 klub telah menjadi anggota FOBI di tingkat provinsi atau kabupaten/kota, menunjukkan struktur dan jaringan yang luas dalam olahraga barongsai.

Lahirnya barongsai dalam PON XXI/2024 menjadi momentum bersejarah untuk mencetak bibit-bibit unggul yang siap bersaing di kancah internasional.

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Masuknya "naga" dalam pertarungan PON

Pewarta: Muhammad Harianto

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024