Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo menggelar diskusi terpumpun kawasan konservasi perairan Wilayah Gorontalo Utara di Kecamatan Sumalata.
Kepala Bidang Ruang Laut dan Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo Syafrie A.B Kasim di Gorontalo, Jumat mengatakan diskusi terpumpun terkait RPZKK di Kawasan Konservasi Perairan Wilayah Gorontalo Utara, untuk wilayah perairan Atol Sumalata di Kecamatan Sumalata untuk rencana zonasi kawasan konservasi perairan Atol Sumalata.
Menurutnya Atol Sumalata ini terdiri dari dua Atol (Napo) yaitu Napo Kima dan Napo Modotu.
Luas zonasi yang diusulkan dalam Kawasan Konservasi Perairan Wilayah Atol Sumalata adalah 14.317,73 Ha dimana ekosistem yang berada dalam luasan kawasan tersebut meliputi ekosistem terumbu karang yang terdiri dari 16 Family dan 48 Genera Karang, 935,19 Ha Fringing reef, aneka Anemon, Shrimp dan Hard Coral, tutupan karang hidup 37,99 persen.
Ekosistem Lamun seluas 0,89 Ha, terdapat tiga jenis spesies lamun dengan luas tutupan 20,10 persen.
Terdapat tiga jenis spesies Penyu dan masuk dalam lokasi wilayah ruaya.
Megafauna yang sering ditemui adalah Whale Shark, Lumba-lumba dan Hiu Black Tip.
Keberadaan ikan karang, biota laut dan Mollusca dengan sebaran 37 jenis dan 12 genus, ikan Mayor 38 persen, ikan Target 51 persen, ikan Indikator 11 persen terdapat ikan Napoleon, Kerapu, Bambu Laut, Kerang Tridacna sp serta Bambu Laut.
Adapun pemanfaatan eksisting di wilayah perairan Atol Sumalata adalah penangkapan ikan, budidaya ikan serta pariwisata yang dikelola secara tradisional dengan masih ditemuinya aktivitas ilegal dan destruktif fishing.
Diskusi terpumpun RPZKK kali ini dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Kecamatan Sumalata, Pemerintah Desa Bulontio Barat, Desa Bulontio Timur, Desa Hutakalo, perwakilan BPD, nelayan dan tokoh masyarakat dari Desa Bulontio Barat, Desa Bulontio Timur, Desa Hutakalo, juga dihadiri oleh pihak LANAL Gorontalo Utara, BPSPL Makassar wilayah kerja Gorontalo, perwakilan POKMASWAS serta penyuluh perikanan wilayah kerja Sumalata.
Syafrie mengatakan apresiasi dan dukungan penuh dari seluruh peserta yang mengikuti kegiatan tersebut agar Rencana Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Atol Sumalata Gorontalo Utara bisa segera diusulkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI.
Usulan tersebut agar ke depannya sumber daya perikanan di wilayah perairan Sumalata bisa kembali pulih dan bisa dimanfaatkan secara bijaksana dengan melakukan aktivitas penangkapan ikan sesuai aturan dan ramah lingkungan sehingga bisa memberikan dampak peningkatan ekonomi masyarakat di kawasan konservasi perairan tersebut.***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
Kepala Bidang Ruang Laut dan Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo Syafrie A.B Kasim di Gorontalo, Jumat mengatakan diskusi terpumpun terkait RPZKK di Kawasan Konservasi Perairan Wilayah Gorontalo Utara, untuk wilayah perairan Atol Sumalata di Kecamatan Sumalata untuk rencana zonasi kawasan konservasi perairan Atol Sumalata.
Menurutnya Atol Sumalata ini terdiri dari dua Atol (Napo) yaitu Napo Kima dan Napo Modotu.
Luas zonasi yang diusulkan dalam Kawasan Konservasi Perairan Wilayah Atol Sumalata adalah 14.317,73 Ha dimana ekosistem yang berada dalam luasan kawasan tersebut meliputi ekosistem terumbu karang yang terdiri dari 16 Family dan 48 Genera Karang, 935,19 Ha Fringing reef, aneka Anemon, Shrimp dan Hard Coral, tutupan karang hidup 37,99 persen.
Ekosistem Lamun seluas 0,89 Ha, terdapat tiga jenis spesies lamun dengan luas tutupan 20,10 persen.
Terdapat tiga jenis spesies Penyu dan masuk dalam lokasi wilayah ruaya.
Megafauna yang sering ditemui adalah Whale Shark, Lumba-lumba dan Hiu Black Tip.
Keberadaan ikan karang, biota laut dan Mollusca dengan sebaran 37 jenis dan 12 genus, ikan Mayor 38 persen, ikan Target 51 persen, ikan Indikator 11 persen terdapat ikan Napoleon, Kerapu, Bambu Laut, Kerang Tridacna sp serta Bambu Laut.
Adapun pemanfaatan eksisting di wilayah perairan Atol Sumalata adalah penangkapan ikan, budidaya ikan serta pariwisata yang dikelola secara tradisional dengan masih ditemuinya aktivitas ilegal dan destruktif fishing.
Diskusi terpumpun RPZKK kali ini dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Kecamatan Sumalata, Pemerintah Desa Bulontio Barat, Desa Bulontio Timur, Desa Hutakalo, perwakilan BPD, nelayan dan tokoh masyarakat dari Desa Bulontio Barat, Desa Bulontio Timur, Desa Hutakalo, juga dihadiri oleh pihak LANAL Gorontalo Utara, BPSPL Makassar wilayah kerja Gorontalo, perwakilan POKMASWAS serta penyuluh perikanan wilayah kerja Sumalata.
Syafrie mengatakan apresiasi dan dukungan penuh dari seluruh peserta yang mengikuti kegiatan tersebut agar Rencana Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Atol Sumalata Gorontalo Utara bisa segera diusulkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI.
Usulan tersebut agar ke depannya sumber daya perikanan di wilayah perairan Sumalata bisa kembali pulih dan bisa dimanfaatkan secara bijaksana dengan melakukan aktivitas penangkapan ikan sesuai aturan dan ramah lingkungan sehingga bisa memberikan dampak peningkatan ekonomi masyarakat di kawasan konservasi perairan tersebut.***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024