Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Hutan Lindung (HL) Provinsi Gorontalo bersama petani mengelola lahan pertanian kering berbasis konservasi di Desa Daenaa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Kepala BPDAS HL Provinsi Gorontalo, M Tahir, Selasa, mengatakan, secara bersama pihaknya dan petani mengelola 50 hektare imbuhan mata air dengan sistem agroforesrty.

"Pada umumnya masyarakat disini menginginkan kegiatan pertanian lahan kering berbasis konservasi lahan dan air," kata M Tahir.

Tanaman keras yang ditanam di pertanian warga yaitu mahoni, jabon dan untuk tanaman semusim yang tanam disela-sela pohon adalah kacang tanah dan jagung.

"Tanaman semusim ditanam agar sebelum panen pohon, petani dapat menikmati panen tanaman semusim," ia menjelaskan.

M Tahir mengatakan, pihaknya ingin selalu mensosialisasikan sistem agroforestry kepada masyarakat terutama kegiatan rehabilitasi diluar kawasan hutan.

"Perlu kita ketahui bahwa dari luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto seluas 90.029 hektare, 39.203 hektare diantaranya merupakan lahan kritis," ia menjelaskan.

Sementara itu, Abdul Karim Hengua, salah seorang petani yang telah mengelola lahan pertanian kering berbasis konservasi mengatakan, ia menerapkan sistem tersebut agar hutan tidak mudah erosi.

"Selain itu kami juga ingin menanam pepohonan di lahan kami agar kelangsungan sumber mata air dapat selalu terjaga," katanya.

Ia juga berharap pihak pemerintah selalu memberikan bantuan bibit, pupuk, obat dan selalu membantu petani dalam mengelola lahan pertanian.

Pewarta: Adiwinata

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017