Gorontalo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo membenarkan temuan kasus tetanus neonatorum di Kabupaten Gorontalo, yang menimpa bayi perempuan berusia 17 hari.
Tetanus neonatorum kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa di Gorontalo, Selasa ditemukan pada bayi M, putri dari Ny DY (20) warga Desa Bontulia, Kecamatan Asparaga.
Saat ini, bayi M sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Tetanus neonatorum kata Anang, adalah infeksi bakteri Clostridium tetani yang menyerang bayi baru lahir, biasanya dalam 3 hingga 14 hari setelah kelahiran.
Penyakit ini dapat menyebabkan kejang otot, kekakuan, dan kesulitan bernapas.
Anang mengaku sangat prihatin dengan kasus tersebut, sehingga ini menjadi pengingat bagi kita semua akan betapa pentingnya imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bagi wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil, dalam melindungi bayi dari penyakit yang sangat berbahaya.
Anang mengungkapkan kasus ini adalah yang kedua setelah sebelumnya pada 2021 ditemukan di Kabupaten Pohuwato.
Sejumlah temuan terkait kasus ini disampaikan Anang, termasuk riwayat ibu bayi yang tidak mendapatkan imunisasi TT selama kehamilan meskipun rutin memeriksakan diri ke posyandu.
Ia juga menyoroti praktik perawatan tali pusat yang tidak sesuai standar sebagai salah satu faktor risiko potensial.
Menyikapi temuan tersebut, Anang menegaskan bahwa pihaknya bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo dan puskesmas setempat, telah mengambil langkah-langkah cepat untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan mencegah kasus serupa di masa mendatang.
"Kami telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi yang komprehensif, termasuk pelacakan kasus persalinan, surveilans kematian bayi, penguatan kemitraan dengan dukun beranak, sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah desa, pengumpulan data cakupan imunisasi, koordinasi lintas program dan pemetaan risiko tetanus neonatorum," katanya.
Ia juga menyoroti data cakupan imunisasi TT ibu hamil di Provinsi Gorontalo pada 2024 dengan capaian 48,70 persen meningkat 23 persen dari 2023. Sedangkan capaian TT wanita usia subur (WUS) pada Tahun 2023 sebanyak 2,94 persen dan meningkat pada 2024 menjadi 5,38 persen.
Data cakupan dan capaian imunisasi TT pada ibu hamil dan TT WUS di Kabupaten Gorontalo pada 2023 dan 2024 menunjukkan adanya peningkatan, namun kasus ini menjadi pengingat bahwa upaya peningkatan cakupan dan kualitas imunisasi perlu terus digalakkan.
Tercatat cakupan imunisasi TT ibu hamil di Kabupaten Gorontalo pada 2024 mencapai 45,04 persen dengan capaian 3.635 ibu hamil, meningkat signifikan dibandingkan 2023 dengan cakupan 22,16 persen dan capaian 1.484 ibu hamil.
Untuk cakupan TT WUS 2023 mencapai 1.619 WUS (2,23 persen) dan pada 2024 meningkat menjadi 3.848 WUS (4,23 persen).
Meskipun demikian, kasus bayi M menunjukkan bahwa masih ada ibu hamil yang belum mendapatkan perlindungan imunisasi TT.
“Data menunjukkan adanya peningkatan cakupan imunisasi TT ibu hamil dan WUS di Kabupaten Gorontalo, namun satu kasus ini menjadi indikasi bahwa kita tidak boleh lengah. Kami akan terus berupaya meningkatkan cakupan dan kualitas imunisasi, serta mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan praktik perawatan bayi yang aman,” katanya.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga akan pentingnya imunisasi TT bagi ibu hamil dan WUS dalam melindungi bayi baru lahir dari bahaya tetanus neonatorum.
Selain itu, perlu menjadi perhatian semua pihak terutama pihak yang terlibat dalam perawatan bayi baik keluarga maupun pihak penolong persalinan/perawatan bayi agar menghindari praktik perawatan tali pusat yang tidak tepat seperti penggunaan alat dan bahan yang tidak steril dalam perawatan tali pusat.
Langkah-langkah rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo diharapkan dapat segera diimplementasikan Dinas Kesehatan kabupaten dan puskesmas untuk mencegah kasus serupa di masa mendatang.
Termasuk dapat lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Gorontalo.
Masyarakat diimbau untuk lebih proaktif dalam memeriksakan kehamilan dan memastikan mendapatkan imunisasi TT sesuai anjuran petugas kesehatan.
"Kami mengimbau seluruh ibu hamil di Provinsi Gorontalo untuk proaktif memeriksakan kehamilan dan memastikan mendapatkan imunisasi TT sesuai dengan anjuran petugas kesehatan," kata Anang.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk dapat segera membawa bayi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala tetanus neonatorum karena pengobatan tersebut memerlukan perawatan intensif.