Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Kepala Seksi Kepenghuluan, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo, Bahtiar Hasaniah, mengatakan tingkat perceraian yang terjadi di Kota Gorontalo, turun menjadi 543 kasus.
"Angka perceraian di Kota Gorontalo saat ini telah turun dibanding dengan tahun kemarin yaitu dari 734 saat ini menjadi 543 kasus perceraian," katanya, Selasa.
Menurutnya faktor penyebab tertinggi yang sering berujung perceraian adalah pertengkaran terus-menerus dalam rumah tangga.
"Faktor penyebab perceraian yang paling tinggi di Kota Gorontalo pada tahun 2017 adalah pertengkaran, yaitu jumlahnya mencapai 166 perceraian atau sebanyak 30,57 persen ," jelasnya.
Jumlah perceraian karena pertengkaran tersebut telah turun signifikan dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 220 kasus perceraian atau sebanyak 29,97 persen .
Sedangkan untuk jumlah terkecil dari faktor penyebab percaraian adalah kawin di bawah umur sebanyak 3 perceraian atau 0,55 persen.
Lebih lanjut dirinya menambahkan untuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kota Gorontalo sebanyak 47 kasus perceraian atau sebanyak 8,66 persen, dan jumlah tersebut turun dari tahun 2016 yaitu 89 kasus perceraian atau 12,13 persen.
Sebelumnya, untuk menekan angka perceraian yang ada di Gorontalo, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk antisipasi perceraian.
"Jadi sebelum akan dilaksanakannya pernikahan, para calon terlebih dahulu harus mengikuti bimbingan perkwinan yang dapat mengurangi angka perceraian di Gorontalo nantinya," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
"Angka perceraian di Kota Gorontalo saat ini telah turun dibanding dengan tahun kemarin yaitu dari 734 saat ini menjadi 543 kasus perceraian," katanya, Selasa.
Menurutnya faktor penyebab tertinggi yang sering berujung perceraian adalah pertengkaran terus-menerus dalam rumah tangga.
"Faktor penyebab perceraian yang paling tinggi di Kota Gorontalo pada tahun 2017 adalah pertengkaran, yaitu jumlahnya mencapai 166 perceraian atau sebanyak 30,57 persen ," jelasnya.
Jumlah perceraian karena pertengkaran tersebut telah turun signifikan dibanding tahun sebelumnya yaitu dari 220 kasus perceraian atau sebanyak 29,97 persen .
Sedangkan untuk jumlah terkecil dari faktor penyebab percaraian adalah kawin di bawah umur sebanyak 3 perceraian atau 0,55 persen.
Lebih lanjut dirinya menambahkan untuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kota Gorontalo sebanyak 47 kasus perceraian atau sebanyak 8,66 persen, dan jumlah tersebut turun dari tahun 2016 yaitu 89 kasus perceraian atau 12,13 persen.
Sebelumnya, untuk menekan angka perceraian yang ada di Gorontalo, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk antisipasi perceraian.
"Jadi sebelum akan dilaksanakannya pernikahan, para calon terlebih dahulu harus mengikuti bimbingan perkwinan yang dapat mengurangi angka perceraian di Gorontalo nantinya," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018