Gorontalo (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim memaparkan empat rekomendasi atau saran yang dapat dijadikan perhatian bersama dalam rangka mencegah inflasi menjelang hari besar keagamaan Natal dan tahun baru 2025.
Rekomendasi yang pertama yaitu mengintensifkan pemantauan harga komoditas pangan bergejolak. Khususnya cabai rawit, daging ayam, bawang merah, bawang putih dan minyak goreng melalui pemanfaatan early warning system atau pemantauan langsung oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
"ini seiring dengan risiko meningkatnya permintaan menjelang hari besar keagamaan nasional seperti Natal dan Tahun Baru 2025 sesuai dengan pola histori atau musiman," ucap Sofian di Gorontalo, Minggu.
Rekomendasi kedua yakni mendorong keterjangkauan harga komoditas bahan pokok melalui pelaksanaan pasar murah bersubsidi. Tidak hanya itu, gerakan pangan murah jelang Natal dan tahun baru 2025 juga diminta terus ditingkatkan.
Selanjutnya, rekomendasi yang diberikan adalah menjaga ekspektasi masyarakat. Artinya, TPID diminta melakukan sosialisasi atau memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak melakukan konsumsi secara berlebihan, singkatnya masyarakat harus berbelanja secara bijak.
"Yang tidak kalah penting adalah kita mendorong provinsi dan kabupaten kota untuk melakukan kegiatan yang sama tentang ketahanan pangan. Terutama berbasis keluarga sehingga ini akan menjadi bagian penting bagi kita semua agar bisa melakukan pengendalian inflasi. Khususnya komoditas pangan yang bergejolak," ujar Sekda.
Empat rekomendasi itu diharapkan Sofian dapat dilakukan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten kota, Kantor Perwakilan Bank Indonesia, TNI, Polri, instansi vertikal serta seluruh pihak terkait.
"Semoga inflasi di Provinsi Gorontalo dapat dikendalikan dengan baik," harap Sofian.