Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, meminta pemerintah tidak lagi menyalurkan bibit jagung berkualitas rendah termasuk varietas Dragon.

"Varietas tersebut tidak diminati pasar, ditambah lagi perlu ada perlakuan khusus sebab mudah berjamur dan busuk," ujar Legislator DPRD Gorontalo Utara, Rahmat Lamaji di Gorontalo, Selasa.

Menurut dia, jika pemerintah menyalurkan bantuan bibit berkualitas rendah maka akan sulit menghilangkan kantong-kantong kemiskinan di sekitar petani jagung.

Sebab, kata dia, petani akan semakin merugi, bahkan petani yang masih bergantung pada pelaku ijon untuk mendapatkan modal tanam, akan sulit mendapatkan keuntungan jika produksi jagung yang dihasilkan tidak berkualitas.

Dampaknya pun produksi menurun bahkan terancam tidak bisa menjual hasilnya, seperti yang dialami saat ini.

"Rata-rata petani yang menanam jagung varietas Dragon, merugi karena harga jual jagung sangat rendah bahkan ada perusahaan yang tidak mau membeli," ujar Rahmat yang mengaku prihatin terhadap kondisi itu.

Pihaknya berharap kata politisi Partai Amanat Nasional ini, agar pemerintah menyalurkan bantuan bibit berkualitas, seperti Bisi 2, Bisi 18 atau Bisi 228.

Harga jual jagung saat ini berkisar Rp2.400-Rp2.600 per kilo gram, namun harga jagung varietas Dragon berkisar Rp1.500-Rp1.800 per kilo gram.

Kiko (29) pedagang jagung mengaku, tidak berani membeli jagung khususnya varietas Dragon dengan harga tinggi karena takut merugi.

"Jagung varietas Dragon, memerlukan perlakuan khusus apalagi jika lama terbungkus di karung atau lebih dari 6 jam, akan langsung berjamur dan sangat mudah membusuk," ujar Kiko.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018