Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Warga Gorontalo mengaku terkejut adanya temuan mie produksi rumahan yang mengandung boraks, oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Gorontalo, di kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, pada Kamis (22/3).

Rikhwana Mokoginta, salah seorang mahasiswa yang sangat gemar makan makanan berbahan dasar mie itu, mengaku tidak menyangka mie mengandung bahan beracun seperti boraks akan ada di Gorontalo.

"Selama ini dari banyaknya pemberitaan di media masa, kasus mie mengandung boraks kebanyakan hanya terdengar ada di ibu kota atau pulau Jawa saja, saya tidak menyangka ternyata di Gorontalo pun sudah masuk tanpa disadari, miris sebenarnya," ungkapnya, Senin.

Ia menjelaskan, meskipun mie mengandung boraks telah ditemukan oleh pihak BPOM di beberapa titik tersebut, tidak menutup kemungkinan membuat tempat penjualan makanan dengan bahan dasar mie olahan yang tersebar luas di kawasan Gorontalo itu bebas boraks.

"Banyaknya tempat penjualan makanan dengan bahan dasar mie olahan di Gorontalo tentu sangat berpotensi terhadap adanya penyebaran mie mengandung boraks itu, karena beberapa pabrik mie yang ditemukan oleh BPOM tersebut telah beroperasi lama dan pastinya mempunyai banyak langganan," jelasnya.

Dirinya mengaku dengan adanya kasus tersebut, Ia tidak akan lagi memakan jajanan dengan bahan dasar mie olahan demi menjaga dirinya terjauh dari berbagai penyakit yang timbul karena boraks.

Selain itu, Tri Indah, salah seorang warga di Kota Gorontalo, mengaku untuk menghindari kasus seperti mie yang mengandung boraks tersebut dirinya selalu membuatnya sendiri.

"Sejauh ini jika suka makan bakso, saya akan membuat sendiri mie olahan yang jadi pelengkap bakso dari pada membelinya luar," katanya.

Jadi ketika kasus mie boraks ternyata sudah sampai di Gorontalo, dirinya bersyukur karena tidak pernah memakan mie olahan yang dibeli dari luar.

Sebelumnya BPOM Gorontalo membongkar produksi rumahan mie basah mengandung borax di kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, pekan lalu, yang siap edar sejumlah 680 kilogram senilai 6,8 juta rupiah.

Operasi yang diberi nama OPSON VII itu digelar selama tiga hari sejak tanggal 20 hingga 22 Maret bekerjasama dengan Polda Gorontalo, Kanwil Bea Cukai, Karantina Pertanian, Dinas Kumperindag dan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo.

"Selain membongkar produksi mie mengandung borax, tim juga menemukan praktik pelanggaran pangan lain. Di antaranya air minum dalam kemasan tanpa ijin edar (TIE), produk pangan yang sudah kadaluarsa serta sarana yang tidak memiliki izin melakukan distribusi alat kesehatan," ujar Kepala BPOM Gorontalo Yudi Noviyandi.
 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018