Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menilai, program investasi batu pecah yang mulai terealisasi di daerah itu, akan mendorong peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
"Retribusi galian C tersebut dipastikan menguntungkan daerah, apalagi aktivitasnya jangka panjang dengan potensi produksi hingga jutaan kubik," ujar Ketua Komisi III DPRD Gorontalo Utara, Rahmat Lamaji, di Gorontalo, Selasa.
Harga satu kubik saja dengan kualitas yang sangat baik seperti bebatuan yang ada di daerah itu kata Rahmat, menurut pihak investor mencapai Rp185 ribu hingga Rp200 ribu per kubik.
Potensi itu tentu akan menguntungkan daerah, jika aktivitas pengolahan batu tersebut berjalan dengan baik.
"Jika tidak diolah maka selamanya tetap menjadi pegunungan batu," ujarnya.
DPRD mendukung aktivitas pengolahan batu di daerah itu dan meminta pihak investor memprioritaskan keterlibatan masyarakat setempat, diantaranya sebagai pekerja.
"Jangan lupa merekrut pekerja lokal, serta aktivitas perusahaan benar-benar total memanfaatkan komoditas yang ada di daerah itu, agar pertumbuhan ekonomi terwujud sesuai harapan," ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Program investasi tambah Rahmat, harus mampu menggerakkan sektor perekonomian lainnya.
Seperti kegiatan konsumtif perusahaan agar disuplai dari usaha-usaha di sekitar lokasi, diantaranya suplai bahan makanan, air bersih dan keperluan lainnya.
Kondisi itu diyakini mampu mewujudkan kegiatan investasi yang menguntungkan masyarakat dan daerah.
Hal yang sama diungkap anggota DPRD, Suwitno Lasimpala yang berharap, pengelolaan sumber daya alam di daerah itu mendapat perhatian prioritas pemerintah daerah.
"Pemerintah daerah harus bisa memastikan jika aktivitas pengolahan batu di Desa Mutiara Laut, Kecamatan Tomilito tersebut benar-benar berdampak pada kemajuan daerah dari segi peningkatan PAD, serta mampu menyejahterakan masyarakatnya," ujar Suwitno.
Pengolahan batu pecah diyakininya menjadi salah satu sumber PAD yang potensial, apalagi daerah itu memiliki deretan gunung batu.
Hasil penelitian investor pun sesuai yang disampaikan pada kegiatan rapat dengar pendapat di ruang Komisi III DPRD, jika batu pecah di daerah itu memiliki kualitas K-600 atau berada di level terbaik dari standar batu pecah.
Jika dipasarkan ke luar daerah, mampu menembus harga lebih tinggi dibanding harga lokal yang mencapai Rp150 ribu per kubik.
Maka daerah ini potensial menjadi pemasok batu pecah untuk memenuhi permintaan daerah lain, khususnya di kawasan Indonesia Timur.
"DPRD berharap, pengolahan batu pecah di daerah ini memberikan keuntungan yang besar pada pertumbuhan ekonomi makro dan benar-benar bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," ucap Suwitno.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019
"Retribusi galian C tersebut dipastikan menguntungkan daerah, apalagi aktivitasnya jangka panjang dengan potensi produksi hingga jutaan kubik," ujar Ketua Komisi III DPRD Gorontalo Utara, Rahmat Lamaji, di Gorontalo, Selasa.
Harga satu kubik saja dengan kualitas yang sangat baik seperti bebatuan yang ada di daerah itu kata Rahmat, menurut pihak investor mencapai Rp185 ribu hingga Rp200 ribu per kubik.
Potensi itu tentu akan menguntungkan daerah, jika aktivitas pengolahan batu tersebut berjalan dengan baik.
"Jika tidak diolah maka selamanya tetap menjadi pegunungan batu," ujarnya.
DPRD mendukung aktivitas pengolahan batu di daerah itu dan meminta pihak investor memprioritaskan keterlibatan masyarakat setempat, diantaranya sebagai pekerja.
"Jangan lupa merekrut pekerja lokal, serta aktivitas perusahaan benar-benar total memanfaatkan komoditas yang ada di daerah itu, agar pertumbuhan ekonomi terwujud sesuai harapan," ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Program investasi tambah Rahmat, harus mampu menggerakkan sektor perekonomian lainnya.
Seperti kegiatan konsumtif perusahaan agar disuplai dari usaha-usaha di sekitar lokasi, diantaranya suplai bahan makanan, air bersih dan keperluan lainnya.
Kondisi itu diyakini mampu mewujudkan kegiatan investasi yang menguntungkan masyarakat dan daerah.
Hal yang sama diungkap anggota DPRD, Suwitno Lasimpala yang berharap, pengelolaan sumber daya alam di daerah itu mendapat perhatian prioritas pemerintah daerah.
"Pemerintah daerah harus bisa memastikan jika aktivitas pengolahan batu di Desa Mutiara Laut, Kecamatan Tomilito tersebut benar-benar berdampak pada kemajuan daerah dari segi peningkatan PAD, serta mampu menyejahterakan masyarakatnya," ujar Suwitno.
Pengolahan batu pecah diyakininya menjadi salah satu sumber PAD yang potensial, apalagi daerah itu memiliki deretan gunung batu.
Hasil penelitian investor pun sesuai yang disampaikan pada kegiatan rapat dengar pendapat di ruang Komisi III DPRD, jika batu pecah di daerah itu memiliki kualitas K-600 atau berada di level terbaik dari standar batu pecah.
Jika dipasarkan ke luar daerah, mampu menembus harga lebih tinggi dibanding harga lokal yang mencapai Rp150 ribu per kubik.
Maka daerah ini potensial menjadi pemasok batu pecah untuk memenuhi permintaan daerah lain, khususnya di kawasan Indonesia Timur.
"DPRD berharap, pengolahan batu pecah di daerah ini memberikan keuntungan yang besar pada pertumbuhan ekonomi makro dan benar-benar bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," ucap Suwitno.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2019