Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan persentase kasus aktif COVID-19 di Indonesia terus menurun hingga 12,73 persen per Selasa (18/11) atau jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata dunia yang mencapai 27,97 persen.
“Kita jauh lebih baik. Alhamdulilah patut kita syukuri,” kata Presiden saat membuka secara virtual Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dari Istana Kepresidenan di Bogor, Rabu.
Presiden menyebutkan terus menurunnya kasus aktif COVID-19 di Indonesia, menunjukkan kinerja yang cukup baik di pemerintah pusat dan daerah.
Selain itu, kata Presiden, rata-rata angka kesembuhan pasien dari COVID-19 di Indonesia juga meningkat, menjadi 84,02 persen. Sementara, rata-rata tingkat kesembuhan dari COVID-19 di dunia sebesar 69,62 persen.
“Hal seperti inilah yang harus kita jaga dan kita perbaiki agar ke depan angka-angka itu lebih baik lagi,” ujar dia.
Presiden memperkirakan penyuntikan vaksin atau vaksinasi COVID-19 akan dilakukan pada akhir Desember 2020 atau awal Januari 2021 di Indonesia. Vaksinasi diharapkan dapat menekan tingkat penularan COVID-19 di Tanah Air.
"Kita akan masuk ke kegiatan vaksinasi. Insya Allah di bulan Desember 2020 atau di bulan Januari 2021,” ujarnya.
Kepala Negara, dalam kesempatan sebelumnya di Puskesmas Tanah Sereal, Bogor, menjelaskan penerima vaksin akan diutamakan kepada para tenaga kesehatan.
"Siapa yang akan divaksin terlebih dahulu? Yang akan divaksin pertama adalah nanti tenaga kesehatan baik itu dokter, para dokter, para perawat dan tenaga medis, paramedis yang ada. itu yang diberikan prioritas," tambah Presiden.
Setelah tenaga kesehatan, vaksin akan disuntikkan kepada aparat TNI, Polri dan Aparatur Sipil Negara yang bekerja di ranah terdepan palayanan publik, guru, dan masyarakat umum lainnya.
"Plus TNI dan Polri, kemudian baru ASN untuk pelayanan-pelayanan publik yang ada di depan, guru dan tentu saja kita semuanya," ungkap Presiden.