Jakarta (ANTARA) - Perusahaan fintech peer-to-peer lending (P2P) AdaKami pada 2021 menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp12 triliun kepada 10 juta peminjam terdaftar yang empat juta di antaranya adalah pelaku usaha sektor ekonomi riil.
"Tahun 2021, kami ingin lebih banyak berkontribusi untuk memperkecil credit gap antara masyarakat yang masih unbankable untuk bisa menjadi bankable," kata Direktur Utama AdaKami Bernardino M Vega, Jr dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Menurutnya, melalui pemanfaatan fintech P2P lending diharapkan masyarakat dapat membangun portofolio yang cukup untuk ke depannya sehingga dapat mendorong inklusi keuangan di Indonesia.
Sejak awal berdiri pada 2019, AdaKami telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp3,1 triliun kepada lebih dari 5 juta debitur terdaftar, yang 40 persen digunakan untuk kepentingan usaha atau pinjaman modal.
"Tahun 2021, AdaKami diharapkan dapat berkontribusi untuk menjangkau populasi unbanked di Indonesia yang mencapai hampir 100 juta orang. Melalui layanan finansial digital ini diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi," ujar Bernardino.
Ia menjelaskan dinamika industri P2P lending lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan pinjaman atau dana, tapi lebih kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat, di mana para penyelenggara P2P lending harus lebih peka dengan kebutuhan nasabah.
Sejalan dengan itu, AdaKami mengukuhkan komitmennya untuk mendukung perekonomian Indonesia dan inklusi keuangan dengan memperkenalkan positioning baru sebagai fintech yang menyediakan solusi bagi kebutuhan hidup para penggunanya.
Sementara itu, Deputi Direktur Pengaturan, Perizinan, dan Pengembangan Fintech Otoritas Jasa Keuangan Munawar mengatakan sepanjang 2020 fintech termasuk industri yang sangat baik dengan pertumbuhan 26,47 persen dibanding 2019.
Khusus kontribusi fintech terhadap Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN juga cukup besar yang mencapai Rp262,16 miliar yang disalurkan kepada sekitar 48.629 rekening peminjam.
Untuk itu, OJK terus mendorong P2P lending agar dapat berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi nasional melalui pemberian pinjaman kepada masyarakat khususnya komunitas UMKM, antara lain melalui pemberian pinjaman untuk modal usaha atau untuk mendorong daya beli masyarakat agar kondisi ekonomi nasional tetap terjaga.
Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengatakan bahwa potensi fintech P2P lending cukup menjanjikan, terutama sebagai alternatif pendanaan bagi UMKM.
"Kami berharap para penyelenggara P2P lending dapat menawarkan produk yang aman, dan mendorong penyerapan dana pinjaman sebagai modal usaha bagi pelaku ekonomi riil," kata Kuseryansyah.
Selain itu, P2P lending dapat menjadi alternatif pembiayaan selain bank, mengingat proses persetujuannya yang relatif mudah dan lebih dapat dipenuhi oleh banyak masyarakat Indonesia yang masih berstatus unbankable.