Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan bahwa untuk proses evakuasi KRI Nanggala-402 akan bekerja sama dengan The International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO).
"Kemudian pengangkatan nanti akan kita koordinasikan dengan pihak terkait khususnya di dalam ISMERLO, apa yang bisa dilakukan dengan kondisi seperti ini karena dengan badan tekan yang masih utuh tadi, apakah di tali, diangkat seperti jangkar itu bagaimana nanti akan kita bahas lebih lanjut," kata Kasal dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu.
Ia memastikan tetap melakukan berbagai upaya agar KRI Nanggala bisa terangkat dari kedalaman 838 meter ini. Sementara, untuk evakuasi kru KRI Nanggala akan dilakukan menuju Surabaya dan juga Banyuwangi.
"Begitu masuk subsunk tahap evakuasi-nya nanti kita tindak lanjuti ke Surabaya atau sesuai dengan permintaan keluarga, karena ada tiga orang berasal dari Banyuwangi," katanya.
Selain itu juga melaksanakan kegiatan tabur bunga yang akan diikuti oleh keluarga korban dengan menggunakan KRI. Untuk waktu evakuasi belum dapat dipastikan karena ini peristiwa yang langka, karena mengevakuasi dari laut dalam sampai 838 meter.
"Nanti akan dikoordinasikan ISMERLO, ya tentunya diangkatnya ini tidak hanya sekedar diangkat, juga untuk investigasi menyeluruh. Harapan kita dengan investigasi tidak terjadi kejadian serupa di masa yang akan datang," katanya.
Sebelumnya, dalam proses evakuasi kapal selam ini, organisasi The International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO) dilibatkan dalam penyelamatan kapal.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa 53 prajurit terbaik yang berada dalam KRI Nanggala-402 telah gugur dalam penugasan di perairan utara Bali.
Ia mengatakan bahwa KRI Nanggala-402 dinyatakan telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur diperkuat dengan penemuan bukti-bukti otentik berupa bagian kapal selam setelah dilakukan pemindaian secara akurat.