Jakarta (ANTARA) - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko mengirimkan surat kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin agar membangun rumah sakit jiwa (RSJ) di enam provinsi, agar pelayanan kesehatan jiwa dapat memadai bagi masyarakat..
Moeldoko di Jakarta, Jumat, mengatakan enam provinsi itu adalah Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara dan Kepulauan Riau.
Menurut dia, ketiadaan RSJ di enam provinsi tersebut juga telah menghambat penanganan pada korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang mengalami depresi berat.
“Saya sudah surati Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk segera membangun RSJ di enam provinsi tersebut,” ujar Moeldoko dalam keterangan tertulis dari Peringatan Hari Kesehatan Dunia sekaligus Peluncuran Buku Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi).
Ketersediaan akses dan kualitas sumber daya kesehatan jiwa diakui Moeldoko masih terbatas.
Hingga 2019, baru ada 51 RSJ di Indonesia. Hal itu berarti rasio tempat tidur untuk rawat inap hanya 3,3-4 unit per 100.000 penduduk.
Di luar RSJ, baru 32,5 persen rumah sakit umum (RSU) yang menyediakan poliklinik jiwa.
“Pada intinya, kami menyadari bahwa diperlukan kerja bersama lintas sektor untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut,” jelas Moeldoko yang dalam acara tersebut didampingi Deputi II KSP Abetnego Tarigan.
Untuk itu, Moeldoko mendorong kontribusi ikatan profesi dan mitra non-pemerintah seperti HIMPSI untuk mempercepat, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia.
Selain itu, penguatan implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa juga perlu dikawal bersama-sama oleh berbagai pihak.
“Termasuk dalam hal penyusunan peraturan turunan UU tersebut dan pelaksanaan amanat UU, di antaranya yang krusial adalah pembentukan pusat penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan teknologi Kesehatan Jiwa,” kata Moeldoko.
Moeldoko menegaskan kembali bahwa peningkatan perlindungan kesehatan jiwa, merupakan salah satu strategi dari Presiden RI Joko Widodo untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang unggul.
Untuk itu, sudah menjadi fokus pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, termasuk kesehatan jiwa.
“Hal ini juga sesuai dengan arahan Presiden, terutama akibat adanya pandemi COVID-19 dimana sudah seharusnya pelayanan kesehatan jiwa masyarakat dapat lebih mendapat perhatian, karena situasi pandemi tidaklah mudah bagi kita semua,” ujar Mantan Panglima TNI itu.