Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto mengatakan kenaikan elektabilitas Partai Demokrat hingga berhasil menembus tiga besar dengan perolehan 11,3 persen, karena kemampuan partai tersebut memanfaatkan suara-suara kritis terhadap Pemerintah.
"Terutama dampak dari gelombang kedua COVID-19 dan penerapan PPKM Level 4," kata Dendik melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Hasil survei Polmatrix Indonesia menunjukkan elektabilitas partai berlambang mercy tersebut tembus ke dua digit yaitu 11,3 persen. Melonjaknya dukungan publik terhadap Demokrat juga disertai dengan turunnya elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Untuk pertama kalinya, partai yang dikomandoi Megawati Soekarnoputri tersebut kurang dari 20 persen tepatnya 16,2 persen. Meskipun demikian, PDIP tetap berada di posisi pertama, disusul Gerindra dengan elektabilitas 13,1 persen.
Demokrat berhasil menyalip Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang memperoleh elektabilitas 8,3 persen, dan Golkar 8,0 persen yang notabene adalah partai-partai koalisi Pemerintah.
"Untuk pertama kalinya Golkar turun dari posisi tiga besar setelah digeser oleh Demokrat," ujar Dendik.
Di papan tengah, masih berdasarkan survei yang sama, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meraih elektabilitas 5,2 persen. Yang cukup mengejutkan, partai politik baru Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) memperoleh elektabilitas 1,3 persen melampaui Perindo, Hanura, dan Berkarya.
Di papan tengah lainnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meraih 5,0 persen, NasDem 3,9 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,8 persen, Partai Ummat 1,8 persen, dan Partai Amanat Nasional (PAN) 1,4 persen.
"Kemunculan Gelora turut menggerus basis dukungan terhadap PKS, demikian pula antara Partai Ummat dan PAN," kata dia lagi.
Di papan bawah, elektabilitas Perindo sebesar 0,8 persen, Hanura 0,6 persen, Berkarya 0,4 persen, dan Partai Bulan Bintang (PBB) 0,2 persen. Selanjutnya, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Garuda masing-masing 0,1 persen.
Sedangkan Masyumi Reborn masih nihil dukungan. Sisanya menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab 19,5 persen.
Survei Polmatrix Indonesia diadakan 25 Juli hingga 5 Agustus 2021 terhadap 2.000 responden yang mewakili 34 provinsi melalui sambungan telepon. Survei dilakukan secara acak dengan "margin of error" sekitar 2,2 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.
Mampu manfaatkan suara kritis, elektabilitas Demokrat naik
Jumat, 13 Agustus 2021 20:47 WIB