Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kedeputian II Kantor Staf Presiden (KSP), Agung Hardjono, mengatakan, Program Merdeka Belajar merupakan upaya memerdekakan guru dan siswa dalam berpikir dan berekspresi.
"Program Merdeka Belajar merupakan upaya memerdekakan guru dan siswa dalam berpikir dan berekspresi. Seperti semangat dari Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara," ujar dia, dalam siaran pers KSP yang diterima, di Jakarta, Rabu.
Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan saat Sidang Tahunan MPR 2021 di Jakarta, Senin (16/8) telah menyampaikan Program Merdeka Belajar menjadi salah satu upaya pemerintah membuka sinergi dunia pendidikan dengan industri. Program ini sekaligus langkah nyata dalam mempercepat pengembangan kewirausahaan.
Ia berharap, program Merdeka Belajar juga bisa percepat peningkatan kualitas SDM nasional, dan meningkatkan daya saing industri dan produk dalam negeri.
Hardjono mengatakan, makna Merdeka Belajar adalah sekolah, murid, dan guru memiliki kebebasan untuk berinovasi, belajar dengan mandiri dan kreatif, guna melahirkan peserta didik yang kreatif dan inovatif.
Ia berharap, sekolah dan guru bisa berkomitmen untuk berkreasi menciptakan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran, serta melakukan refleksi terkait progress dan dampaknya ke pertumbuhan potensi peserta didiknya.
Ia mengatakan program Merdeka Belajar tak hanya sebatas di atas kertas saja. Saat ini, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi sudah memiliki Kampus Merdeka yang merupakan program persiapan karir yang komprehensif guna mempersiapkan generasi terbaik Indonesia.
Kampus Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan mahasisiwi untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karir masa depan.