Survei Y-Publica menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi berada pada kisaran 70 persen seiring dengan kepercayaan dunia terhadap Indonesia.
Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam rilisnya di Jakarta Sabtu, mengatakan bahwa Presiden Jokowi awalnya kerap dipandang remeh oleh sejumlah pihak terkait dengan kiprah di forum internasional.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sering absen dan hanya diwakili oleh pejabat tinggi lainnya. Padahal, Indonesia merupakan negara yang cukup diperhitungkan oleh dunia.
Presiden Jokowi hadir dalam KTT G20 di Roma, Italia, dalam rangkaian lawatan ke konferensi perubahan iklim (COP26) di Glasgow, Inggris. Presiden Jokowi menerima serah terima presidensi G20 yang akan dijabat oleh Indonesia setahun ke depan.
"Dipercayai oleh dunia sebagai presidensi G20 dan isu perubahan iklim, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi mencapai 70,3 persen," kata Rudi Hartono.
Jabatan yang prestisius tersebut memberikan pengaruh penting bagi Indonesia secara internasional. Demikian pula, dengan isu perubahan iklim, Indonesia memiliki hutan tropis terbesar, serta berbagai isu menyangkut deforestasi, minyak sawit, hingga nikel dan batu bara.
Di tengah situasi pascagelombang kedua pandemi COVID-19 yang meremukkan berbagai sektor perekonomian, kata dia, tingginya kepuasan tersebut menunjukkan indikator kepercayaan terhadap Presiden Jokowi tidak hanya datang dari dunia, tetapi juga dari dalam negeri.
Menurut Rudi, pemerintah harus bisa memanfaatkan momentum kepercayaan dunia pada Indonesia, khususnya untuk mengakselerasi perekonomian pascapandemi. Di sisi lain, ancaman gelombang ketiga masih menghantui, lebih-lebih menjelang liburan Natal dan tahun baru.
"Selama ini terbukti Jokowi berhasil menyeimbangkan antara masalah kesehatan dan perekonomian, Indonesia mengalami pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara tetangga," ujar Rudi.
Survei Y-Publica dilakukan pada tanggal 1—7 November 2021 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Data diambil melalui wawancara tatap muka terhadap responden yang dipilih secara multistage random sampling. Margin of error plus minus 2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.