Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Gorontalo Haris Tome, menyatakan kondisi kemarau panjang yang telah berlangsung selama empat bulan turut mempengaruhi budidaya perikanaan darat di daerah itu.
"Saat musim kemarau seperti sekarang ini, pasokan air di beberapa areal pembudidayan ikan air tawar cenderung mengalami pengurangan debit, sehingga cukup berpengaruh terhadap daya hidup ikan," kata Haris, Selasa.
Berdasarkan pantauan DKP setempat belum lama ini, produktivitas budidaya ikan air tawar di daerah itu mulai terhambat akibat mengurangnya pasokan air di kolam-kolam tempat penangkaran ikan.
Menurut dia, secara biologis pertumbuhan ikan dalam kondisi itu cenderung akan mengalami pelambatan, ikan menjadi mudah stres karena sempitnya ruang gerak, sehingga produktivitas ikan pun mengalami penurunan.
Selain itu peningkatan suhu pada musim kemarau juga turut berpengaruh terhadap perkembangbiakan ikan air tawar, sebab pada siang hari suhu sangat panas dan pada malam hari suhu cenderung sangat dingin.
Peningkatan suhu udara pada musim kemarau meningkat cukup drastis, pada pagi hari bisa 21 derajat celcius dan pada siang 28-30 derajat celcius, lalu malam di bawah 19 derajat celcius.
Akibat perubahan suhu tersebut tidak sedikit para pembudidaya yang mengalami kerugian, karena selain melambatnya perkembangbiakan ikan, tidak sedikit juga ikan yang mati akibat cuaca ekstrim tersebut.
Pihaknya berharap kepada para petani pembudidaya agar belum melakukan penebaran benih ikan, mengingat sejauh ini belum bisa dipastikan kapan musim kemrau ini akan berakhir.
Ia juga mengingatkan para pembudidaya agar segera memanen ikan yang telah layak dipanen, hal tersebut penting dilakukan guna menghindari kerugian para petani, soalnya kalau dibiarkan pasti juga akan mati.
Haris berharap semoga hujan akan segera turun, sehingga kolam-kolam ikan di daerah itu dapat terisi air dengan debit yang cukup, dan para petani pembudidaya dapat beraktivitas seperti biasa tanpa rasa khawatir.