Gorontalo (ANTARA) - Bandara Djalaluddin Gorontalo menggelar simulasi penanganan kedaruratan penerbangan atau partial exercise untuk meningkatkan komando, koordinasi, dan komunikasi personel dalam situasi darurat, Kamis.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Djalaluddin Gorontalo Joko Harjani di Gorontalo, Kamis, mengatakan partial exercise merujuk pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 95 Tahun 2021 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139.
“Latihan ini rutin dilakukan setahun sekali untuk melatih personel di bandara, dalam menangani masalah darurat penerbangan,” katanya.
Latihan tersebut menggunakan skenario kecelakaan pesawat Maleo Air yang melakukan pendaratan darurat di bandara tersebut.
Dalam latihan tersebut, digambarkan bahwa pilot tidak dapat menstabilkan proses pendaratan sehingga pesawat tergelincir di landasan dan mengalami kebakaran dan kerusakan pada badan pesawat.
Sebanyak 10 penumpang meninggal dunia, kemudian 40 penumpang mengalami luka berat, 30 orang luka sedang, 50 orang luka ringan, serta 80 orang lainnya selamat.
Latihan tersebut digelar di Gedung Fire Station dan Landasan Pacu Bandara Djalaluddin Gorontalo dengan melibatkan 145 personil.
Simulasi itu juga menggunakan mobil pemadam tiga unit, mobil ambulans empat unit dari Puskesmas Tibawa, Puskesmas Pulubala, Puskesmas Limboto Barat, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) serta empat kendaraan operasional dari Basarnas, BPBD, Damkar, dan Tim Cepat Tanggap Dinkes Kabupaten Gorontalo.
Pihak yang terlibat dalam kegiatan itu, diantaranya BPBD Kabupaten Gorontalo, Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo, BMKG Gorontalo, KKP Kelas III Gorontalo, Koramil 1314-04 Tibawa, Polsek Tibawa, Perum LPPNPI.
Selain itu PT Garuda Indonesia, PT Lion Group, PT Citilink Indonesia, PT Langgang Buana Perkasa, DPPU PT Elnusa Petrofin, PT ADI, Pos TNI/AU Gorontalo, dan UPTB Pemadam Kebakaran BPBD.