Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya, meminta pemangku kepentingan di Provinsi Gorontalo untuk serius menangani kasus bunuh diri yang marak terjadi di daerah itu.
"Saya resah dengan kondisi ini. Mengingat tiga kasus bunuh diri terjadi di daerah ini dalam sebulan terakhir," kata Gubernur Ismail, di Gorontalo, Jumat.
Pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan agar melihat kondisi ini dan serius menangani. Apalagi fenomena bunuh diri banyak terjadi di kalangan kaum wanita dengan usia di bawah 25 tahun.
"Sejujurnya ini di luar konteks pelantikan pengurus KONI. Namun sebulan saya di sini, sudah tiga orang yang bunuh diri. Saya ingin mengajak kita semua termasuk teman teman pengurus KONI menjadi bagian dari pembinaan kita terkait masalah ini, karena jujur ini sangat mengkhawatirkan bapak ibu sekalian," kata Ismail, usai melantik Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Gorontalo periode 2023 hingga 2027.
Fenomena bunuh diri ini tentunya harus bisa menggerakkan semua pihak untuk turut membantu menekan kasus ini.
Ismail akan mengajak seluruh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) termasuk bupati dan wali kota untuk duduk bersama serius menangani masalah ini.
Ia mengatakan, pemerintah harus bisa mencari solusi secepat mungkin apa yang harus dilakukan, terlebih kasus ini banyak terjadi pada generasi muda yang diharapkan bisa jadi generasi penerus pembangunan Provinsi Gorontalo di masa akan datang.
"Mungkin karena tidak ada aktivitas, tidak ada olahraga, kesenian, jadi merasa kesepian, putus asa dan lain lain. Intinya kita memerlukan semua pihak, karena kalau dari segi pendidikan yang SD dan SMP kewenangan ada pada pak wali kota dan bupati. Sedangkan tingkatan SMA itu ada di pemerintah Provinsi. Jadi nanti bersama teman-teman Forkopimda kita harus cari solusi sekaligus mari kita hidupkan lagi olahraga di masyarakat," katanya.
Terkait kepengurusan KONI Provinsi Gorontalo yang baru, Staf Ahli di Kemenaker RI ini berharap, dapat terus memajukan olahraga di Provinsi Gorontalo. Terlebih, kepengurusan yang baru ini masih dipimpin ketua yang lama termasuk orang-orang yang lama. Jadi tidak perlu bersosialisasi dan beradaptasi kembali, yang diperlukan adalah kerja nyata untuk atlet-atlet dan olahraga di Gorontalo.***