Gorontalo (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Gorontalo Dian Nugraha menyebut regenerasi perajin sulam karawo untuk menjamin kelangsungan budaya dan bisnis, kian mendesak untuk dipenuhi agar tumbuh menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan.
"Kami bekerjasama melakukan pelatihan teknis pengirisan untuk peningkatan SDM perajin karawo di Gorontalo bersama BPJS Ketenagakerjaan, Dekranasda dan Dinas Kumperindag Provinsi Gorontalo," ujarnya di Gorontalo, Selasa.
Ia menjelaskan, wastra Indonesia merupakan kain tradisional yang sarat akan makna budaya nusantara.
Aneka ragam atribut yang terdapat pada suatu kain, meningkatkan keindahan wastra dari sebuah wilayah sekaligus menjadi identitas dari suatu masyarakat.
Dalam proses pembuatannya, diperlukan dedikasi berupa waktu, pikiran, dan tenaga yang menunjukkan kecintaan terhadap budaya sekaligus menjadi upaya pelestarian atas wastra tersebut.
"Karawo sebagai wastra khas dari Gorontalo merupakan aset yang penting tidak hanya sebagai identitas wilayah dan masyarakat, namun juga sebagai produk budaya yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucap Dian.
Pembuatan karawo melalui proses mengiris dan menyulam, lanjutnya, memerlukan keahlian tinggi dan ketekunan dari perajin untuk menghasilkan karya terbaik.
Namun demikian, masih terdapat keterbatasan jumlah perajin, skala produksi dan juga kekhawatiran terkait apresiasi yang diterima oleh perajin.
Dalam menjawab tantangan yang ada, Pemerintah Provinsi Gorontalo, Bank Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan serta pemangku kebijakan lainnya bersinergi untuk fokus dalam peningkatan skala produksi dan pengembangan UMKM yang bergerak dalam bidang fesyen khususnya karawo.
"Program pengembangan yang dilakukan meliputi aspek manajemen produksi, SDM, keuangan, maupun promosi dengan pemberian bantuan teknis maupun non teknis," kata dia.
BI: Kebutuhan regenerasi perajin sulam karawo kian mendesak
Rabu, 15 November 2023 5:15 WIB