Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan memandang bahwa perubahan iklim dan bencana alam telah memberikan dampak yang tidak kecil pada anak-anak Indonesia.
"Terjadinya polusi, kekeringan, bencana alam, kebakaran hutan, banjir, dan longsor yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia telah memberikan dampak yang tidak kecil pada anak-anak Indonesia," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum, dalam webinar di Jakarta, Rabu.
Pihaknya mencatat ada lebih dari 8 juta orang, termasuk di antaranya anak-anak mengungsi karena bencana termasuk bencana perubahan iklim yang terjadi pada 2023.
Sehingga anak-anak menjadi pihak yang menanggung beban ganda sebab mereka tumbuh dalam situasi yang mengancam dan anak-anak memiliki faktor-faktor yang membuat mereka lebih rentan secara fisik, sosial, dan ekonomi.
"Mereka kesulitan dalam mengakses hak-haknya seperti layanan kesehatan, pendidikan, air bersih, perlindungan sosial, dan sanitasi. Dengan demikian bisa kita katakan bahwa krisis Iklim adalah juga krisis hak anak," kata Woro Srihastuti Sulistyaningrum.
Pihaknya menyampaikan bahwa berdasarkan laporan studi indeks risiko iklim terhadap anak-anak yang dilakukan UNICEF dengan memetakan lokasi negara, menempatkan anak-anak pada risiko yang tertinggi.
Indonesia menempati peringkat ke-46 dari 163 negara dan berada pada kategori sedang, tinggi untuk tingkat keparahan akibat adanya perubahan iklim.
"Ini yang perlu menjadi kewaspadaan dan keprihatinan kita bagaimana dampak iklim ternyata berpengaruh cukup signifikan terhadap anak-anak kita," kata Woro Srihastuti Sulistyaningrum.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenko PMK: Anak-anak terdampak signifikan karena perubahan iklim
Kemenko PMK: Anak-anak terdampak signifikan karena perubahan iklim
Kamis, 1 Agustus 2024 7:40 WIB