Athena (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajanimengatakan, Senin (25/11), bahwa negaranya tidak akan mengirim tentara untuk bertempur di Ukraina di tengah laporan rencana Inggris-Prancis untuk mengerahkan pasukan ke negara tersebut.
"Kami membantu Kiev secara politik, finansial, dan militer dengan mengirimkan bantuan, tetapi kami tidak akan mengirim tentara untuk berperang di Ukraina," katanya kepada wartawan di sela-sela pertemuan menteri luar negeri G7 di Fiuggi seperti dilaporkan kantor berita Italia ANSA.
Tajani juga memperingatkan Rusia agar tidak meningkatkan perang di Ukraina dengan merekrut pasukan asing dan tentara bayaran.
"Kita harus menghindari eskalasi. Rusia mengambil tanggung jawab serius dengan melibatkan tentara Korea Utara dalam perang dan merekrut Houthi dan proksi Iran," katanya.
Sebelumnya pada Senin (25/11), surat kabar Prancis Le Monde melaporkan bahwa diskusi mengenai pengiriman pasukan Barat ke Ukraina telah dihidupkan kembali.
Mengutip sumber militer Inggris, harian itu mengatakan Paris dan London sedang membahas kerja sama pertahanan, khususnya dengan tujuan untuk menciptakan sekutu inti di Eropa yang berfokus pada Ukraina dan keamanan Eropa yang lebih luas.
Pada 23 November, dalam sebuah wawancara dengan BBC, Menlu Prancis Jean-Noel Barrot mengatakan "sekutu Barat tidak boleh membatasi dukungan untuk Ukraina terhadap Rusia" dan "tidak menetapkan dan menunjukkan batas."
Ketika ditanya apakah ini bisa berarti pasukan Prancis berada di medan perang, dia mengatakan "Kami tidak mengesampingkan opsi apa pun."
Namun Rusia menepis laporan tersebut dimana, menurut Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, "tidak ada pendapat bulat di antara orang-orang Eropa mengenai masalah ini, tetapi tentu saja, beberapa orang pemarah muncul."
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menlu: Italia tidak akan kirim pasukan ke Ukraina