Walau "cuma" dalam bentuk antaran ojek,
tapi bagi Assagaf, hal itu sangat bermakna. Bahwa kesadaran saling
mengasihi dan menjaga hubungan baik di antara umat berbeda agama di
provinsi kepulauan itu makin mengental.
"Saya terharu karena masyarakat semakin tinggi kesadarannya mengenai hubungan baik antarumat beragama sebagai warisan leluhur yang harus diteladani," katanya, ketika bersilaturahim bersama masyarakat, di Kantor Gubernur Maluku, di Ambon, Rabu.
Jalinan keharmonisan antarumat beragama itu karena kesadaran saling melengkapi dan menghargai, sehingga hal itu patut dibanggakan.
"Bayangkan tukang ojek asal pangkalan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe melayani penumpang di kawasan Kebun Cengkih, Kecamatan Sirimau. Sehingga terceminan jalinan keharmonisan antarumar beragama karena merasa orang basudara (saudara)," ujar dia.
Keharmonisan jalinan kebersamaan sesama tukang ojek ini pun telah terlaksana saat umat Kristiani setempat merayakan Natal, sementara pengojek beragama Islam mengantarkan mereka.
"Saya bangga memiliki warga yang mendukung program Pemprov Maluku menjadikan daerah ini sebagai laboratorium kerukunan antarumat beragama, baik skala nasional maupun internasional," kata Assagaf.
Apalagi, sedang dicari lokasi untuk merealisasikan program membangun permukiman multikultur yang didukung Presiden Joko Widodo.
"Jadi permukiman multikultur akan dihuni suku dari Aceh hingga Papua dengan warganya memiliki lima agama yang diakui pemerintah," ujarnya.
Gubernur juga memuji pengamanan malam takbiran oleh Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dan biasanya saat malam menjelang perayaan Natal para remaja masjid yang bertugas.
"Sungguh Maluku memiliki budaya yang bernilai sehingga masing-masing warga perlu menyadari untuk melestarikannya," kata dia.
Salah satu pengojek asal Kudamati, Joseph, mengemukakan, "Saya saat mengantar seorang ibu hingga Batumerah juga dipersilakan masuk ke rumah, disajikan minuman, kue bahkan diajak makan bersama."
"Saya terharu karena masyarakat semakin tinggi kesadarannya mengenai hubungan baik antarumat beragama sebagai warisan leluhur yang harus diteladani," katanya, ketika bersilaturahim bersama masyarakat, di Kantor Gubernur Maluku, di Ambon, Rabu.
Jalinan keharmonisan antarumat beragama itu karena kesadaran saling melengkapi dan menghargai, sehingga hal itu patut dibanggakan.
"Bayangkan tukang ojek asal pangkalan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe melayani penumpang di kawasan Kebun Cengkih, Kecamatan Sirimau. Sehingga terceminan jalinan keharmonisan antarumar beragama karena merasa orang basudara (saudara)," ujar dia.
Keharmonisan jalinan kebersamaan sesama tukang ojek ini pun telah terlaksana saat umat Kristiani setempat merayakan Natal, sementara pengojek beragama Islam mengantarkan mereka.
"Saya bangga memiliki warga yang mendukung program Pemprov Maluku menjadikan daerah ini sebagai laboratorium kerukunan antarumat beragama, baik skala nasional maupun internasional," kata Assagaf.
Apalagi, sedang dicari lokasi untuk merealisasikan program membangun permukiman multikultur yang didukung Presiden Joko Widodo.
"Jadi permukiman multikultur akan dihuni suku dari Aceh hingga Papua dengan warganya memiliki lima agama yang diakui pemerintah," ujarnya.
Gubernur juga memuji pengamanan malam takbiran oleh Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku dan biasanya saat malam menjelang perayaan Natal para remaja masjid yang bertugas.
"Sungguh Maluku memiliki budaya yang bernilai sehingga masing-masing warga perlu menyadari untuk melestarikannya," kata dia.
Salah satu pengojek asal Kudamati, Joseph, mengemukakan, "Saya saat mengantar seorang ibu hingga Batumerah juga dipersilakan masuk ke rumah, disajikan minuman, kue bahkan diajak makan bersama."