Istanbul (ANTARA GORONTALO) - Wilayah udara di atas kawasan Marmara di Turki
barat laut telah ditutup untuk penerbangan sipil hingga pukul 18:05 GMT,
menurut Kantor Berita Negara Anadolu, Sabtu, mengutip informasi dari
otoritas penerbangan.
Penutupan wilayah udara itu, di daerah dekat perbatasan Turki dengan
Yunani dan Bulgaria, dilakukan setelah upaya kudeta diluncurkan oleh
sebuah faksi dalam militer Turki.
Sementara itu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu pagi
waktu setempat mengatakan pemerintah berfungsi dan ia tetap memangku
jabatan, setelah negara itu dilanda kudeta pada malam sebelumnya.
Di dalam pidato kedua yang disampaikan di Bandar Udara Istanbul
dalam waktu kurang dari dua jam, Presiden Turki mengatakan bahwa
Angkatan Bersenjata tidak dan tak bisa memerintah Turki.
Erdogan berikrar akan mengakhiri operasi terhadap perencana kudeta untuk mempertahankan militer agar "tetap bersih".
Di dalam pernyataan yang disiarkan melalui televisi segera setelah
ia mendarat di Bandar Udara Internasional Ataturk di Istanbul, Presiden
Turki itu mengatakan Kota Pelancongan Marmaris di bagian barat-daya
Turki dibom sebab para penyerang mengira ia "masih berada di sana".
Erdogan berikrar akan mengakhiri operasi terhadap perencana
kudeta di dalam militer, dan mengatakan, "Militer kami bersih dan tak
seorang pun dapat membahayakannya."
Ia menuduh upaya kudeta di negerinya dilakukan oleh gerakan yang
dipimpin oleh tokoh Turki Fethullah Gulen --yang kini tinggal di Negara
Bagian Pennsylvania, Amerika Serikat.
Ankara telah menuduh gerakan itu mengoperasikan negara paralel dan berusaha menggulingkan Pemerintah Turki.
"Mereka mendapat perintah dari Pennsylvania," kata Erdogan
--yang merujuk ke satu "kelompok minoritas" di dalam militer sebagai
bagian dari "struktur paralel".
"Hari ini, tindakannya adalah pemberontakan, apa yang mereka
lakukan adalah pengkhianatan," katanya. Ia menyeru semua prajurit agar
tidak "mengarahkan senjata ke arah ibu kalian" dan "terhadap bangsa".
Pemimpin Turki tersebut juga mengungkapkan sekretaris
jenderalnya dibawa pergi. "Apa yang akan kalian lakukan dengan
sekretaris jenderal saya?" ia mempertanyakan.
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim telah mengatakan sebagian
besar situasi di Ankara telah dikendalikan dan sebanyak 120 orang
ditangkap.
Sedikitnya 60 orang tewas di Turki saat beberapa kelompok di
dalam militer berusaha menggulingkan pemerintah, demikian jumlah terkini
dari Kantor Kejaksaan, demikian Reuters.
(G003)
Wilayah udara di Turki barat laut ditutup untuk penerbangan sipil
Sabtu, 16 Juli 2016 21:49 WIB