Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis onkologi dari RSCM Dr. dr. Diani Kartini, Sp.B(K)Onk menilai bahwa program skrining gratis yang akan diluncurkan pada 2025 menjadi upaya yang baik dari pemerintah untuk mendeteksi kanker, terutama kanker payudara, sedini mungkin.
“Sebenarnya cukup bagus, ya. Skrining itu kan sebenarnya usaha kita untuk jangan sampai kalau ada kanker payudara ketemu di stadium yang lanjut,” kata Diani di Jakarta, Senin.
Menurut pengalamannya saat berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Diani mengatakan bahwa pihaknya masih menjumpai sekitar 50-60 persen pasien yang berobat telah berada pada stadium lokal lanjut untuk kanker payudara. Kanker payudara juga masih merupakan kanker nomor satu di Indonesia. Oleh sebab itu, deteksi dini kanker payudara menjadi penting untuk dilakukan.
Untuk skrining kanker payudara pada kelompok muda, jelas Diani, pemeriksaan yang dilakukan biasanya dengan menggunakan USG payudara. Menurutnya, kanker payudara sulit terbaca pada perempuan muda dengan pemeriksaan mamografi mengingat kondisi payudaranya yang masih padat. Sehingga, penggunaan USG lebih dianjurkan untuk perempuan muda.
Ia menambahkan, pembacaan hasil USG juga bergantung dari kompetensi dokter yang menangani pasien tersebut. Apabila dokter hanya asal membaca hasil USG, bisa jadi suatu kelainan tidak terdeteksi.
“Kan skrining tujuannya agar ketemu (sel kanker). Kalaupun dia (pasien) kanker, ketemu di stadium awal. Nah, itu perlu. Jadi tidak asal USG. Harus dokternya yang memang dia bisa mumpuni untuk mengerjakan USG payudara,” kata dia.
Diani mengatakan, pemeriksaan dan pembacaan hasil USG payudara biasanya dilakukan oleh dokter spesialis radiologi. Oleh sebab itu, dokter harus memiliki kemampuan untuk membaca hasil USG untuk deteksi kanker mengingat pembacaan tersebut bisa bersifat sangat subjektif.
Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan meluncurkan program skrining kesehatan gratis yang dapat diakses oleh setiap individu pada hari ulang tahunnya. Program ini rencananya diluncurkan pada tahun 2025.
Program skining gratis disesuaikan berdasarkan golongan usia. Untuk skrining pada kelompok dewasa difokuskan pada deteksi dini kanker, termasuk kanker payudara dan serviks, yang merupakan penyebab utama kematian pada wanita di Indonesia. Di samping itu, skrining kanker prostat pada laki-laki juga masuk dalam program ini.
Dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada akhir Oktober lalu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa program ini merupakan hadiah ulang tahun dari negara kepada masyarakat dan dilakukan setiap hari ulang tahun untuk memastikan kesehatan terpantau secara dini.
Menurut Kemenkes, program ini berbeda dari skrining Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mencakup 14 jenis penyakit. Skrining ulang tahun dirancang untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit sesuai golongan usia, dengan tujuan meningkatkan efektivitas deteksi dini dan meminimalkan risiko kematian serta kecacatan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Onkolog: Skrining gratis jadi upaya baik deteksi kanker sedini mungkin