Jakarta (ANTARA) - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan penyuluh kehutanan berperan penting sebagai ujung tombak dalam kebijakan pemerintah.
Menurut Menhut, hal ini lantaran kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak akan dapat berjalan dan tersosialisasikan dengan baik ke masyarakat tanpa peran penyuluh.
“Penyuluh kehutanan membanggakan dan sangat penting perannya. Penyuluh bagi saya adalah ujung tombak kebijakan pemerintah. Karena, se-ideal apapun policy yang diputuskan yang diambil di pusat, Jakarta, tidak akan ada arti apa-apa tanpa adanya penyuluh,” ujar Menhut dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
Lebih lanjut, Raja Antoni mengatakan para penyuluh juga perlu memiliki beberapa kualifikasi. Salah satunya adalah memiliki kesadaran pentingnya pengetahuan dan terus belajar hal-hal baru.
“Salah satu tanggungjawab sekaligus kualifikasi yang wajib dimiliki penyuluh adalah memiliki kesadaran bahwa ilmu pengetahuan itu luas sekali, dan para penyuluh, dari hari ke hari harus selalu ingin belajar suatu yang baru. Karena, bagaimana mau melakukan penyuluhan jika pengetahuannya masih sepotong-sepotong,” kata Menhut.
Selain itu, Raja Antoni menyebut para penyuluh juga perlu memformulasikan dan mengevaluasi kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan kondisi di masyarakat.
Menurutnya, hal ini lantaran para penyuluh adalah mereka yang kerap berhubungan langsung dengan masyarakat.
“Tanggung jawab penyuluh menjadi lebih krusial lagi, karena tidak hanya menjadi perpanjangan tangan atau menjadi lidahnya untuk kebijakan, tapi juga harus formulasikan, mengevaluasi, dan kemudian menjadi rekomendasi apa yang harus diperbaiki," kata Menhut.
“Berani mengatakan itu (mengevaluasi kebijakan yang tidak relevan atau efisien, dan sebagainya), lalu memberikan apa (solusi) alternatifnya juga bisa sampaikan, apa yang menjadi rekomendasi,” imbuhnya.
Menhut pun mengucapkan terima kasih kepada para penyuluh kehutanan seperti di KHDTK Tabo-Tabo, Desa Tabo-Tabo Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan, yang telah bekerja dengan penuh dedikasi dan komitmen.
Sebagai informasi, KHDTK Tabo-Tabo sendiri masuk pada wilayah kerja Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) Wilayah VI dengan luas kawasan 601, 26 ha dan Ketinggian 60-500 mdpl.
KHDTK Tabo-Tabo merupakan KHDTK yang sudah menerapkan Spatial Monitoring And Reporting Tool (SMART) dan Sistem Informasi Manajemen Penyuluh (SIMLUH).
Selain itu, KHDTK Tabo-Tabo juga merupakan salah satu KHDTK yang memproduksi gula semut dari nira aren, aren tersebut tumbuh alami di hutan dengan luas 2,2 ha (±500 individu).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menhut: Penyuluh kehutanan ujung tombak kebijakan pemerintah