Jakarta (ANTARA) - Legenda timnas Indonesia Herry Kiswanto menanggapi kedatangan Simon Tahamata di Indonesia sebagai Kepala Pemandu Bakat Sepak Bola Nasional tidak disia-siakan.
Herry menyarankan agar Simon mendapatkan pendampingan seperti dari pelatih lokal agar pria berdarah Maluku-Belanda itu cepat beradaptasi dengan kultur sepak bola tanah air.
"Tetap harus ada pendampingan, federasi harus bisa mengkolaborasi itu sehingga apa yang diinginkan oleh PSSI bisa sukses. Jangan hanya Simon saja, karena pasti buta, Simon pasti buta kurang informasi," kata Herry yang memiliki 40 cap bersama timnas dari 1981 sampai 1993.
"Dan ini dibutuhkan oleh tim-tim pelatih lokal kita kan banyak yang bisa tahu di klubnya itu bisa memberikan input supaya pekerjaan Simon ini betul-betul sukses, lancar semuanya," tambah dia.
Simon mempunyai tugas dan tanggung jawab mengidentifikasi dan merekrut talenta-talenta potensial Indonesia dari segala kelompok umur baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Pengalaman Simon yang pernah menjabat pelatih akademi dan junior Standard Liege, Ajax Amsterdam, Germinal Beerschot, hingga Al Ahli, bisa menyempurnakan tim kepelatihan Garuda yang dihuni orang-orang dari Negara Kincir Angin seperti Patrick Kluivert, Alex Pastoor, Denny Landzaat, hingga Gerald Vanenburg.
Simon, yang lahir di Vught, Belanda pada 26 Mei 1956 dijadwalkan iba di Indonesia akhir Mei mendatang, menjelang dua laga pamungkas Indonesia dalam putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan China pada 5 Juni dan Jepang pada 10 Juni.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Legenda timnas minta Garuda tak sia-siakan Simon Tahamata