Bangkalan (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar menceritakan dirinya yang sudah beberapa kali menjabat sebagai menteri lantaran nasi "berkat" yang kerap dibawa orang tuanya usai pengajian.
"Kalau makanan saya kurang gizi saja, bisa jadi menteri apalagi kalian nanti. Tapi saya dulu bisa jadi menteri karena banyak pengajian di tempat saya. Gara-gara (nasi) berkat, saya cerdas. Makan telur, makan ayam tiap hari, maklum orang tua saya kiai. Sebelum ada MBG (Makan Bergizi Gratis), sudah bergizi duluan karena bapak saya pulang ngaji bawa berkat, isinya pasti ayam, telur, dan pisang," kata Muhaimin Iskandar.
Hal ini dikatakannya di hadapan para santri dan santriwati di Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil, Bangkalan, Jawa Timur, Senin.
Pihaknya menambahkan lewat program Makan Bergizi Gratis (MBG), kebutuhan gizi para santri akan tercukupi.
Program MBG merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo yang menargetkan 82,9 juta penerima manfaat, termasuk santri.
"Insya Allah Pak Prabowo bertekad semua santri dan siswa harus makan bergizi di seluruh Indonesia. (Sebanyak) 82 (juta) sampai 85 juta siswa dan santri insya Allah akan disajikan makanan yang bergizi, sehat, bermutu, supaya tumbuh dengan baik," kata Muhaimin Iskandar.
Pada Senin, Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar dan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana meresmikan pembangunan 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pesantren di Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil, Bangkalan, Jawa Timur.
Jawa Timur dipilih sebagai lokasi pertama pembangunan SPPG pesantren mengingat posisinya sebagai provinsi dengan basis pesantren terbesar di Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menko Muhaimin kisahkan jadi menteri karena nasi berkat yang bergizi