Pekanbaru (ANTARA GORONTALO) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi sejumlah titik panas, yang
mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan, di Provinsi Riau sejak
Minggu (8/1).
"Memang ada beberapa wilayah yang mulai terbakar. Itu berdasarkan
titik panas yang sudah terpantau dalam dua hari terakhir," kata Kepala
BMKG Pekanbaru Sugarin kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.
Dia menjelaskan titik panas mulai terpantau pada Minggu kemarin
(8/1). Saat itu satelit mendeteksi enam titik panas di sejumlah
kabupaten di Riau.
Selanjutnya pada Senin (9/1), titik panas terpantau ada tujuh
titik. Tujuh titik tersebut terpantau di Kabupaten Siak dan Pelalawan
masing-masing tiga titik dan Kuantan Singingi satu titik.
Sementara pada Selasa hari ini, jelasnya, titik panas terpantau
berkurang menjadi tiga titik. Masing-masing titik panas terpantau di
Siak, Rokan Hilir, dan Indragiri Hulu.
"Februari ini kita masuk musim kemarau. Ini yang harus diwaspadai
terutama daerah yang berpotensi rawan kebakaran," jelasnya.
Dia berharap dengan terpantaunya titik-titik panas pada awal 2017 ini diharapkan menjadi early warning atau peringatan dini bagi wilayah yang terjadi kebakaran.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Riau, Jim Gafur menjelaskan dalam beberapa hari terakhir sejumlah
daerah memang mengalami kebakaran lahan.
"Setelah mendapat data titik panas dari BMKG, kita langsung lakukan
pemeriksaan. Memang sempat ditemukan titik panas di sejumlah daerah
seperti Inhu, Kuansing dan Siak. Namun sudah berhasil diatasi,"
jelasnya.
Meski begitu, ia mengatakan BPBD Riau tetap mewaspadai mulai
munculnya titik-titik panas itu dengan meningkatkan koordinasi antar
wilayah.
2016 lalu, kebakaran hutan dan lahan menghanguskan ribuan hektare
lahan di Provinsi Riau. Akan tetapi, kebakaran tersebut tidak
menyebabkan terjadinya kabut asap seperti yang terjadi tahun-tahun
sebelumnya.
BMKG deteksi titik panas di Riau
Selasa, 10 Januari 2017 16:47 WIB